Pengunjung naik-turun
Sejarah membuat rumah ini menjadi salah satu bahan untuk pelajaran sekolah. Maka, pelajar merupakan kelompok yang sering mendatangi rumah ini.
Pada akhir pekan, kata Farhan, pengunjung bisa mencapai 200 sampai 300-an orang. Namun, pada hari biasa pengunjung bisa hanya belasan orang.
Meski demikian, lokasi bersejarahn ini cukup ramai dengan kunjungan. Setidaknya, selama September 2014 ada 3.000-an pengunjung datang ke satu dari 12 tujuan wisata pesisir utara Jakarta tersebut.
Sebagai penambah daya tarik, beragam pentas khas Betawi digelar di pelataran Rumah Si Pitung. Antara lain ada lenong, marawis, dan kembong keromo. Beberapa komunitas juga menggelar acara di tempat ini.
Belum lagi, ada juga wisata ke Masjid Al Alam, yang berada di luar kompleks Rumah Si Pitung, tetapi disebut sebagai tempat sang pendekar Betawi itu pernah menjalankan shalat.
Farhan berharap ada tambahan perhatian dari meningkatnya jumlah pengunjung Rumah Si Pitung ini. Lokasi parkir, sebut dia, menjadi salah satu kebutuhan sekarang.
Di sekitar rumah ini, kata Farhan, memang telah tersedia lapak parkir seluas beberapa ratus meter. Namun, ujar dia, para pengunjung yang menumpang sepeda motor masih saja masuk ke area Rumah Si Pitung.
"Kesan tempat sejarah ini menjadi tak elok dengan jejeran motor," ujar Farhan. Dia berharap, lapak parkir yang sudah ada dapat dipindah ke lahan sebuah empang di depan Rumah si Pitung itu. "Biar bisa diuruk, maunya depan pos situ," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.