Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Kan Bos Saya, Saya Akan Ikut Perintah"

Kompas.com - 23/10/2014, 08:13 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Pak Ahok bilang lagi, kalau kedua partai pengusung belum ketemu namanya, kita akan pakai Perppu. Kalau pakai Perppu, kita justru gampang karena kita sudah punya empat deputi. Saat didesak, Pak Ahok bilang Bu Yani bagus. Bagaimana tanggapan Anda?

Kalau Pak Ahok kan bos saya, jadi selama saya masih jadi pegawai negeri, saya akan ikut perintah bos, begitu.

Menurut Anda, apa beda kewenangan wagub dan deputi gubernur?

Kalau deputi gubernur kan tugas pokok dan fungsinya hanya memberikan masukan kepada gubernur.

Bisa diceritakan sedikit tugas-tugas yang Anda kerjakan selama menjadi birokrat DKI?

Sebelum di Bappeda, saya pernah di Asisten Pembangunan. Di sana, saya mengoordinasikan, di mana mendukung sekretaris daerah dan gubernur supaya koordinasi yang di bawah saya itu maksimal.

Saat menjadi Kepala Asisten Pembangunan, saya berusaha semaksimal mungkin mengoordinasikan apa yang ditugaskan. Begitu juga saat menjadi Ketua Bappeda.

Jadi, tentunya kita kerja berdasarkan tupoksi, berusaha maksimal. Saat menjadi deputi juga begitu. Kalau saya mendapat tugas tempat di lain ya, saya harus lihat tugas saya apa, harus dipelajari.

Kalau wagub kan artinya jabatan politik, akan ada komunikasi, hubungan, mungkin bahkan gesekan dengan partai politik. Nah, selama ini hubungan Anda dengan anggota dewan bagaimana?

Saya enggak punya kesempatan untuk berdialog dengan anggota dewan yang sekarang karena saya sudah keburu pindah ke deputi. Tetapi, sebelumnya, waktu saya di Bappeda, karena saya jadi wakil tim anggaran pembangunan daerah, tentunya itu harus bersama dengan dewan. Jadi, utamanya supaya hasil kerjanya baik, harus membangun kerja sama yang baik dengan dewan.

Nah, kerja sama dengan dewan yang baik bukan berarti kita yes, yes, yes, begitu. Tetapi, kalau ada diskusi yang berpendapat beda itu kita saling mengisi. Begitu juga dewan. Kalau beda dengan eksekutif, dia juga harus sama-sama bersinergi.

Apa yang tidak kita lihat, mungkin dilihat dewan, itu menjadi sinergi penyempurnaan buat kita. Apa yang kita lihat, mungkin dewan enggak lihat itu juga digodok oleh dewan. Alhamdulillah itu sudah terjadi dengan baik, waktu saya jadi Ketua Bappeda.

Artinya, Anda sudah cukup berpengalaman?
Ya begitulah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com