Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galian di Transyogi Memakan Korban

Kompas.com - 10/11/2014, 03:31 WIB
KOMPAS.com - Beberapa kali Wiwin Setyawan (31) mengerang kesakitan, seraya memanggil istrinya. ”Bunda...,” ucapnya saat memanggil istrinya, Huriyah (33), di ruang Unit Gawat Darurat Rumah Sakit MH Thamrin, Cileungsi, Bogor, Sabtu (8/11).

Wiwin menjadi korban minimnya peringatan dan pengamanan pada pekerjaan galian drainase di Jalan Transyogi, Bekasi, Jawa Barat. Wiwin ditemukan terkapar bersama sepeda motor yang dia kendarai di dasar lubang galian drainase sedalam 9,6 meter. Ayah satu anak itu pun mengalami cedera patah tulang belakang, leher, dan cedera pada kepala.

Kecelakaan itu dialami Wiwin dalam perjalanan pulang dengan mengendarai sepeda motor. Ia bekerja lembur di sebuah perusahaan televisi swasta di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, dan akan pulang ke rumahnya di Cileungsi.

”Kira-kira pukul 05.30, adik saya kecelakaan. Tapi baru ketahuan setelah ada seorang ibu yang mendengar adik saya teriak sekitar pukul 06.00,” kata Eli (40), kakak korban.

Wiwin ditemukan pertama kali oleh Sani (62) yang rumahnya berjarak paling dekat dengan lokasi galian. Sani yang sedang berolahraga pagi di teras kaget saat ada suara keras diikuti teriakan minta tolong dari depan rumahnya.

”Waktu saya lihat ke dalam lubang, orangnya cuma bisa minta tolong dan tidak bisa bergerak. Wajahnya juga penuh darah. Saya sampai menangis,” tuturnya.

Banyak korban

Lubang galian tempat Wiwin terperosok merupakan satu dari 28 lubang galian untuk pembangunan saluran drainase bawah tanah dari Kranggan sampai Kali Cikeas sepanjang hampir 2 kilometer.

Pekerjaan drainase itu merupakan proyek Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum yang dijalankan oleh PT Rosa Lisca. Pembangunan saluran drainase itu untuk mengatasi genangan di Kranggan.

Menurut Eli yang juga tinggal tak jauh dari lokasi kejadian, lubang galian itu sudah cukup lama dibiarkan terbuka. Hanya beberapa papan seng yang dipasang untuk menutupi lubang itu.

Bahkan, sebelumnya, lanjut Eli, sudah ada dua mobil yang terperosok ke lubang itu. ”Cuma, karena tak ada korban, tidak ramai dibicarakan,” kata Eli.

Pekerjaan galian drainase dengan lubang menganga yang mengokupasi sebagian badan jalan itu memang sangat membahayakan. Setiap lubang rata-rata berdiameter 3 meter dengan kedalaman hingga 10 meter.

Jalan Transyogi menjadi lebih sempit dan pergerakan lalu lintas kendaraan terganggu. Ditambah minimnya pengamanan di sekitar lubang, hal itu bisa menjadi pemicu kecelakaan.

Tanggung jawab

Menurut Manajer Proyek PT Rosa Lisca Sahat Lubis, pihaknya bertanggung jawab atas kecelakaan yang dialami Wiwin. Pengobatan Wiwin, lanjut Sahat, dibiayai oleh perusahaan tempat Wiwin bekerja. ”Namun, kami tetap bertanggung jawab atas kerugian materi,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 22 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com