Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Kira Masih Ada yang Bisa Saya Temukan..."

Kompas.com - 19/11/2014, 09:12 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat gabungan pada Sabtu (15/11/2014) pagi melakukan penertiban terhadap permukiman warga di Kampung Pedongkelan, Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur. Lokasi penertiban yang sempat diwarnai kericuhan itu kini porak poranda dengan puing bekas bangunan.

Pantauan Kompas.com, Selasa (18/11/2014) petang, dari pintu masuk di ujung Jalan Perintis Kemerdekaan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, tampak terlihat kepulan asap pembakaran sampah. Asap panas ini terasa di atas puing-puing bangunan sisa pembongkaran.

Tiga alat berat masih terparkir di sisi kirÌ lahan. Dua tenda kepolisian juga berdiri guna menjaga lokasi perluasan Waduk Ria Rio itu. Di lokasi itu, beberapa warga yang telah dipindah ke rumah susun Jatinegara Kaum tersebut tengah mencari barang di atas tumpukan puing-puing. Namun, tak satu pun ada yang dapat diambil.

"Kirain masih ada yang bisa saya temuin," ucap seorang ibu sembari keluar dari lokasi itu.

"Iya kali aja teko saya masih bisa diambil," ucap ibu lain.

Wanita paruh baya ini mengatakan, masih ada barang terlupakan olehnya kala penertiban dadakan itu berlangsung. Hal itu menyebabkan dirinya datang pada Selasa petang kemarin.

Warga Pedongkelan yang belum terkena penertiban juga ikut mengambil kesempatan mencari bekas bangunan. Barang itu rencananya akan dijual.

"Ya, barangkali nemu. Mending saya cari dulu," ujar warga bernama Kabang itu.

Kabang menyesalkan penertiban dadakan itu. Menurut dia, tak ada seorang pun warga yang mengetahui adanya penertiban itu. Dia menyebut pemerintah terlalu gegabah mengambil sikap tanpa ada persetujuan kedua belah pihak. Pasalnya, sepengetahuan dia, warga masih berkonsultasi terkait biaya ganti rugi atas tempat tinggal mereka.

"Belum juga akhir, sudah dirobohin. Warga juga maunya kan baik-baik, kalau gini mereka pasrah dipindah ke tempat yang cuma rusun doang," tutur dia.

Menurut dia, relokasi ke rusun bukanlah solusi terbaik. Sebab, rusun merupakan bagian kecil dari rumah warga. Warga sendiri meminta relokasi dengan cara pemindahan ke rumah yang disediakan Pemprov DKI.

Sayangnya, lanjut dia, pemerintah tak mau ambil pusing dan memanfaatkan rusun yang tak terpakai itu. Tak hanya itu, tinggal seumur hidup di rusun juga tidak memenuhi persyaratan. Selain hanya enam bulan diberikan gratis biaya sewa, kamar-kamar rusun tak sesuai dengan kondisi fisik untuk di hari tua.

"Saya dengar nenek di rumah depan itu usianya 60 tahunan. Di rusun dapatnya lantai 5, kasihan. Yang ada baru mau turun, naiknya susah. Mau ngapa-ngapain enggak bisa, paling minta tolong cucunya doang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kejahatan Seksual Terhadap Anak: Puncak Gunung Es yang Belum Efektif Dicegah

Kasus Kejahatan Seksual Terhadap Anak: Puncak Gunung Es yang Belum Efektif Dicegah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 31 Mei 2024

Megapolitan
Pengendara Sepeda Motor di Penjaringan Tewas Ditabrak Pengemudi Mobil Lansia

Pengendara Sepeda Motor di Penjaringan Tewas Ditabrak Pengemudi Mobil Lansia

Megapolitan
Mertua yang Diduga Dianiaya Menantu di Jakbar Dilaporkan Balik ke Polisi

Mertua yang Diduga Dianiaya Menantu di Jakbar Dilaporkan Balik ke Polisi

Megapolitan
Perbaikan Lintasan MRT yang Kejatuhan Besi Ribar Proyek Kejagung Habiskan Waktu 5 Jam

Perbaikan Lintasan MRT yang Kejatuhan Besi Ribar Proyek Kejagung Habiskan Waktu 5 Jam

Megapolitan
Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Proyek Kejagung Jatuh ke Lintasan Kereta

Cerita Penumpang MRT Saat Detik-detik Besi Ribar Proyek Kejagung Jatuh ke Lintasan Kereta

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 31 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

KASN Telusuri Status Cuti Supian Suri Saat Datang ke Kantor PAN

Megapolitan
Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Soal Duet Keponakan Prabowo dan Kaesang di Pilkada DKI, PSI: Untuk Meramaikan Suasana Saja

Megapolitan
Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Besi Ribar yang Jatuh di Lintasan MRT Masih Dievakuasi

Megapolitan
BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com