Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2014, 14:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com —  Kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat memasuki era baru setelah pelantikan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (19/11/2014) pukul 14.00.

Basuki meyakini, permasalahan pelik terkait dengan kelangsungan program-program pembangunan Jakarta yang melibatkan pemerintah pusat dan DKI bisa cepat terselesaikan. Hal ini disebabkan komunikasi kedua belah pihak dipastikan lebih cair dan lebih terbuka.

Basuki menyampaikan keyakinannya itu ketika menerima wartawan sejumlah media di ruang kerja gubernur di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

”Komunikasi kami dengan pemerintah pusat hampir tidak ada hambatan. Saya bisa berhubungan langsung dengan pejabat kementerian, contohnya dengan Kementerian Pekerjaan Umum ketika menyelesaikan sarana penanggulangan banjir,” kata Basuki.

Bukan hanya pejabat kementerian, komunikasi Basuki dengan Presiden Joko Widodo pun tak ada persoalan. Istri Basuki, Veronica Tan, juga dikenal dekat dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Basuki berpendapat, Jokowi adalah ”Gubernur DKI” yang saat ini bertugas di Istana Kepresidenan. Jokowi paham persoalan yang dialami DKI. ”Dahulu dia (Jokowi) bos saya, sekarang masih bos saya,” katanya.

Sejumlah prioritas persoalan yang segera diselesaikan Basuki antara lain pembenahan birokrasi, penataan transportasi, dan penanganan banjir.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan, pada tahun pertama dan kedua era pemerintahan Jokowi-Basuki di DKI Jakarta, mereka berdua banyak berkonsentrasi membenahi birokrasi. Saefullah yakin, pada tahun ketiga hingga tahun kelima masa jabatan Basuki, persoalan Ibu Kota lebih cepat dapat diselesaikan.

Peluang Basuki

Pengamat politik Ray Rangkuti berpendapat, kini semua bergantung kepada Basuki untuk mengoptimalkan koordinasi dengan pemerintah pusat yang sebelum ini dirasa kurang.

”Dilihat dari sinyal, Jokowi sangat membuka diri untuk menyelesaikan permasalahan Jakarta sebagai ibu kota negara. Indikasi itu bisa dilihat dari banyak hal. Pertama, DKI Jakarta bagian dari masa lalu Jokowi. Kegagalan Jakarta akan berpengaruh pada legacy Jokowi pada masa mendatang,” kata Rangkuti.

Jokowi juga memberikan sinyal dengan menjadikan Basuki sebagai gubernur pertama yang dilantik di istana dan dihadiri semua petinggi negara. ”Ini menunjukkan kepada Basuki, Jakarta di bawah pengawasan Presiden dan Basuki dipersilakan bekerja sama dengan semua jajaran pemerintah pusat,” lanjutnya.

Harapan sama disampaikan peneliti bidang politik LIPI, Syamsuddin Haris. ”Kerja sama antara DKI dan pemerintah pusat akan semakin baik dengan pengangkatan Basuki sebagai Gubernur DKI,” katanya.

Syamsuddin mencontohkan integrasi angkutan massal Jabodetabek yang belum terwujud baik. Pembangunan transportasi massal cepat juga membutuhkan dukungan pusat. Begitu pula penanganan banjir, seperti proyek sodetan Ciliwung.

Pengamat hukum Refly Harun berpendapat, persoalan komunikasi serta koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah selama ini lebih banyak dipicu faktor interpersonal.

”Sekarang, Basuki punya hubungan interpersonal yang baik dengan Jokowi. Ini modal utama untuk mengatasi masalah komunikasi dan koordinasi. Sebab, masalah di Jakarta tidak bisa diselesaikan semuanya hanya dengan APBD DKI,” katanya.

Refly menambahkan, selama tiga tahun kepemimpinannya, Basuki harus bisa membuktikan ke publik bahwa dia bekerja keras menyelesaikan aneka persoalan.

Tantangan

Rangkuti menambahkan, ada tiga tantangan yang akan dihadapi Basuki saat memerintah Jakarta ke depan. Pertama adalah bagaimana Basuki menggerakkan birokrasi untuk bekerja sesuai dengan instruksinya.

Kedua, dalam tataran politik, Basuki menghadapi penolakan anggota DPRD DKI yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP). Ketiga, tantangan kelompok kepentingan di DKI, mulai dari mafia hingga pengusaha hitam.

Rangkuti menyarankan Basuki fokus pada kerja. ”Lebih baik persoalan di luar kerja tidak terlalu ditanggapi,” ujar Rangkuti.

Mengadu

Sejumlah fraksi DPRD DKI yang tergabung dalam KMP DKI Jakarta menilai pelantikan Basuki menyalahi aturan. Empat wakil ketua DPRD DKI yang tergabung dalam KMP mendatangi Komisi II DPR, Rabu.

Perwakilan KMP DKI tersebut adalah Muhammad Taufik (Partai Gerindra), Triwisaksana (Partai Keadilan Sejahtera), Ferrial Sofyan (Partai Demokrat), dan Abraham Lunggana (Partai Persatuan Pembangunan).

Taufik menuding Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah menghalangi langkah KMP ke Mahkamah Agung. ”Kami akan menggugat surat keputusan Presiden ke PTUN. Gugatan kami layangkan selambatnya hari Jumat ini,” katanya.

Terkait dengan pengaduan itu, Komisi II DPR meminta penjelasan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno terkait dengan pelantikan Basuki. Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria menganggap pemerintah pusat mengabaikan penolakan sejumlah fraksi di DPRD DKI Jakarta. (NTA/ART/FRO/RAY/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Bocah di Bekasi Hanyut Terbawa Arus Selokan Saat Bermain Banjir

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com