Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Soekarno-Hatta Kian Memprihatinkan

Kompas.com - 06/12/2014, 12:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
- Kondisi Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang menjadi gerbang utama negara kian memprihatinkan. Selama tiga hari terakhir, kebakaran panel listrik di Terminal 2F bandara tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas terganggu. Pengelola bandara dinilai telah melakukan kelalaian dalam perawatan bandara.

Kebakaran panel listrik di Terminal 2F, yang menjadi terminal penerbangan domestik, Rabu (3/12) dini hari lalu, menyebabkan sejumlah fasilitas, seperti pendingin ruangan, meja check in, dan lampu penerangan, tak berfungsi dengan baik.

Gangguan itu terjadi hingga Jumat (5/12) pagi. Perbaikan panel listrik tersebut belum selesai hingga Jumat pukul 05.15. Akibatnya, penumpang yang akan check in harus melewati area
sinar-X untuk pemeriksaan barang penumpang dalam kondisi gelap.

Terganggunya sejumlah fasilitas akibat kebakaran panel listrik itu menambah sejumlah masalah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Berdasarkan pantauan Kompas dalam beberapa bulan terakhir, ditemukan sejumlah pengalaman tidak menyenangkan di Terminal 2 bandara tersebut, yang juga menjadi terminal kedatangan dan keberangkatan penerbangan internasional.

Pengalaman tak menyenangkan itu terjadi akibat adanya gangguan pada sistem check in yang menyebabkan antrean panjang dan lama, sistem penyejuk udara yang kurang dapat menyejukkan, sistem gerbang pemeriksaan paspor otomatis (autogate) yang rusak, pedagang dan taksi ilegal, hingga sistem pengambilan bagasi yang lama dan tak teratur.

Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi, bahkan menyebut kualitas pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta sudah tidak sesuai dengan kelasnya sebagai bandara internasional.
Tak sesuai

”Bandara ini tak sesuai dengan kelasnya sebagai bandara internasional. Berulang kali listrik putus, kali ini bahkan sampai tiga hari berturut-turut,” ujar Tulus saat dihubungi Jumat malam.

Tulus mengingatkan, setiap calon penumpang pesawat sudah dibebani airport tax. Dengan memenuhi kewajiban itu, penumpang seharusnya mendapatkan pelayanan yang maksimal. Namun, yang didapatkan justru pelayanan yang tidak standar.

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menduga ada kelalaian pengelola dalam hal perawatan sejumlah fasilitas di bandara tersebut. Menurut Dudi, pengelola bandara tidak boleh meremehkan perawatan setiap fasilitas bandara meski itu hanya lampu. Hal itu karena akan terkait dengan keselamatan penerbangan secara keseluruhan.

”Semua fasilitas di bandara itu pasti ada umur pakainya, ada lifetime-nya. Lampu, misalnya, kalau lifetime-nya 1 tahun, harus diganti setelah 1 tahun sebelum lampu mati,” ujar Dudi.

Tulus mengusulkan agar manajemen bandara segera mengaudit instalasi listriknya. Masalah terbaru ini menunjukkan fasilitas kelistrikan di Bandara Soekarno-Hatta sudah tak memenuhi syarat kelayakan.

Manajer Humas dan Protokoler PT Angkasa Pura II Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno-Hatta Yudis Tiawan mengatakan, setelah perbaikan dilakukan bertahap, fasilitas di Terminal 2F berangsur normal.

Menurut Yudis, kebakaran panel listrik itu tidak mengganggu operasional 1.200 penerbangan per hari dan tidak berdampak pada Terminal 2D dan 2E. (PIN/ARN/DHF/NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com