Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Carpooling" Dinilai Tekan Kemacetan, Ini Tanggapan Polisi

Kompas.com - 18/12/2014, 19:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Jasa angkutan mobil bersama atau carpooling dinilai dapat menjadi solusi bagi masalah kemacetan di DKI Jakarta. Pasalnya, masyarakat tidak lagi menggunakan mobil yang hanya diisi satu orang.

Namun, sampai saat ini polisi masih menilai carpooling (nebeng) adalah ilegal, meskipun penerapannya dianggap bermanfaat. Kepala Sub-Direktorat Penegakan Hukum dari Direktorat Lantas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono mengatakan, jasa carpooling ini menjadi ilegal jika terjadi bisnis di dalamnya.

"Kalau inisiatif sendiri, nebengnya sama tetangga juga. Itu kan bebas ya, namanya juga numpang. Tapi kalau sudah dibisniskan, pelat hitam jadi kendaraan umum, ya ini harus ada bahasan dulu," ujar Hindarsono di Mapolda Metro Jaya, Kamis (18/12/2014).

Praktik carpooling bukan tidak mungkin membuka peluang terjadinya tindak pidana, seperti pencurian dan pelecehan seksual, serta kecelakaan lalu lintas. Menurut Hindarso, itulah alasan carpooling pelat hitam menjadi ilegal.

Jika terjadi tindak pidana semacam itu, polisi akan sulit melacak mobilnya. Sebab, bisa saja pelat yang digunakan palsu dan tidak terdaftar. Dengan demikian, aturan untuk carpooling ini harus dibereskan terlebih dahulu.

Hindarsono mengatakan, ini juga akan memengaruhi ketegasan polisi dalam melakukan penertiban di jalan nantinya. Ide memopulerkan carpooling di masyarakat ini datang dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ). [Baca: Tekan Kemacetan Jakarta, "Carpooling" Dinilai Jadi Solusi]

Hindarsono pun mengapresiasi ide DTKJ untuk menekan kemacetan ini. Hindarsono mempersilakan DTKJ untuk mengadakan kajian mendalam soal carpooling agar dapat legal.

"Silakan ini nanti DTKJ mengundang tim kecil dari Dinas Perhubungan, kementerian, kepolisian, Organda, dan dari instansi lain yang berkaitan kepentingan lalu lintas," ujar Hindarsono.

Carpooling adalah mobil pribadi yang digunakan oleh banyak orang menuju satu lokasi yang sama atau searah.

Biasanya, konsep carpooling ini digunakan oleh bus-bus karyawan yang menunggu di tempat tertentu untuk menuju perusahan bersama-sama. Di kawasan Jabodetabek ada komunitas carpooling yang menamakan diri nebengers[Baca: Komunitas Nebengers, dari Jalan lalu ke Bisnis]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' Hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" Hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com