Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Perbaiki Tulisan Tangannya yang Jelek Agar Disposisi Terbaca Jelas

Kompas.com - 01/01/2015, 14:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku marah karena selama menjabat dua tahun di DKI, sejumlah pejabat di bawahnya banyak yang tidak menjalankan perintahnya. Sehingga, kata dia, program di Jakarta berjalan lamban.

"Kenapa saya begitu marah karena dua tahun ini saya sangat jelas menjabarkan apa yang saya inginkan, sudah terlalu cerewet, mengulang-ngulang semua," kata pria yang akrab disapa Ahok ini di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Ahok menganggap apa yang diinginkannya selama ini sudah cukup jelas. Kata dia, tidak perlu susah mencari, tinggal buka internet lalu menelusurinya di Google.

Bukan hanya itu, dalam memberikan perintah atau disposisi surat pun Ahok mengaku harus menulis panjang supaya orang yang menerimanya paham apa yang harus dikerjakan. Dia mengakui memang tulisan tangannya jelek, kemudian diperbaiki supaya bisa terbaca.

"Disposisi saya, kenapa begitu lama, sangat panjang disposisinya, sangat jelas. Saya menulis jelek sekali sampai istri saya suka ketawain saya karena enggak terbaca. Saya harus belajar menulis lebih bagus, sampai tanyain lagi ke istri saya bisa baca enggak tulisan saya," ucap Ahok.

Tidak hanya memperbaiki tulisan, ia juga perlu pelan-pelan dalam menulis disposisi agar bisa terbaca jelas. Tidah heran jika dia selalu membawa satu koper berkas setiap akhir pekan ke rumahnya untuk diselesaikan.

Ahok pun sering mengirim pesan BlackBerry Messenger kepada pejabatnya langsung terhadap disposisi yang ditulisnya agar bisa lebih jelas dipahami penerima disposisi. "Saya harus BBM juga langsung perintah, saya perintah apa, mau tengah malam mau pagi saya BBM," katanya.

Ahok mengaku muak dengan sikap sejumlah pejabat DKI. Pada 2012 silam dia memanggil seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan menjelaskan mana-mana yang boleh dikerjakan dan tidak boleh.

Saat itu semua pejabat manggut-manggut tanda mengerti. Namun, kata dia, kenyataannya tidak dilaksanakan. Kemudian, pada 2013, meskipun sudah marah tetap perintah-perintahnya tidak pernah diindahkan.

"Begitu 2013 keluar APBD, jangan kan yang saya suruh coret, yang tidak saya suruh saja, tidak ada angka yang saya bahas tiba-tiba belakangan muncul. Lalu BPKP mendapatkan temuan, dari situ saya terapkan e-budgeting supaya enggak dibodohi. Ternyata 2014 enggak tahu harga satuan, jadi e-budgeting enggak jalan," ujarnya. (Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Sapi yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Sapi yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com