Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

23 Preman Bayaran Eksekusi Rumah, Warga Lapor Polisi

Kompas.com - 13/01/2015, 17:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 23 orang yang diduga merupakan preman bayaran mendatangi kompleks kos-kosan di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (13/1/2015). Mereka mereka mencoba melakukan penyitaan terhadap properti milik Rochmansyah.

"Saya lagi di rumah, ada sekelompok orang kulit hitam bersama tiga mobil bak yang datang. Mereka bawa surat kuasa tapi saya enggak tahu dari mana," ujar Rochmansyah di Mapolres Jakarta Pusat, Selasa.

Rochmansyah mengatakan, surat kuasa itu tidak diperlihatkan kepadanya. Dengan demikian, dia tidak tahu siapa yang memerintahkan preman tersebut untuk mendatangi rumahnya. Preman tersebut, kata Rochmansyah, mengatakan bahwa rumahnya saat ini sudah berbalik nama, bukan laginya. Rochmansyah pun terkejut ketika preman tersebut telah menyiapkan mobil pick up untuk mengangkut barang-barang Rochmansyah.

"Ibu saya sampai pingsang dan istri saya pingsan juga. Langsung dilarikan ke klinik," ujar Rochmansyah.

Rochmansyah menggambarkan rumah yang ditempatinya adalah rumah besar yang memiliki 10 kamar kos-kosan di dalamnya. Di rumah itu juga terdapat usaha warnet. Setelah kedatangan preman tersebut, Rochmansyah langsung mendatangi Polres Jakarta Pusat.

Rochmansyah mengakui bahwa dirinya memang memiliki utang di salah satu bank swasta di Jakarta Pusat sebesar Rp 700 juta. Uang tersebut dipinjamnya pada tahun 2012 untuk modal usaha membangun kos-kosan serta warnet. Utang itu pun memiliki jangka waktu selama 15 tahun. Rochmansyah juga mengaku telah membayarnya secara rutin.

"Tapi memang saya menunggak 6 bulan terakhir ini," ujar Rochmansyah.

Rochmansyah mengaku telah menjadikan sertifikat rumah sebagai jaminan utang itu. Dia menduga, pihak bank telah melelang rumahnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Sehingga, sertifikat rumah itu bukan lagi atas namanya. Rochman juga menduga pihak yang membayar preman tersebut adalah "pemilik" baru rumah itu.

"Yang pasti, saya yakin 1000 persen kalau saya tidak pernah menjual rumah itu," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com