Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Hujan, Sampah Menumpuk Tidak Terangkut

Kompas.com - 14/01/2015, 14:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Volume sampah di sejumlah tempat meningkat dalam sepekan terakhir. Di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, volumenya naik dari 25 ton menjadi 50 ton per hari. Sampah juga memenuhi kali dan saluran karena sudah berhari-hari tidak terangkut.

Bahkan, sepekan kemarin lebih dari 400 ton sampah tertimbun di Pasar Kramatjati lantaran ada pergantian jabatan di jajaran Pemerintah Provinsi DKI. Baru dua hari terakhir gunungan sampah itu dapat diangkut dengan mengerahkan 20 truk.

Selain menumpuk, volume sampah di pasar grosir sayuran dan buah-buahan ini juga meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sampah pun meluber dari bak penampungan dan berserakan di jalan. Sebanyak 100 pekerja pengangkut sampah ke truk tidak lagi mampu mengatasinya.

Manajer Pasar Induk Kramatjati M Salam, Selasa (13/1), mengatakan, tenaga manusia tak lagi mampu mengatasi sampah di Pasar Induk Kramatjati. Sebanyak 100 tenaga kebersihan yang ada di pasar setiap hari hanya mampu mengangkut 5 ton sampah ke atas truk.

”Sampah yang ada sekarang terlampau banyak. Bahkan, empat alat pencacah sampah untuk mengolah sampah menjadi kompos itu juga hanya mampu mengolah sekitar 5 ton. Selebihnya harus dibuang ke Bantar Gebang agar tak mengganggu pasar,” ujarnya.

Namun, menurut Salam, perilaku buruk pedagang yang masih enggan membuang sampah ke dalam bak penampungan juga membuat sampah tampak meluber ke jalan.

”Kami sudah memesan alat berat berupa traktor untuk mengangkut sampah ke atas truk agar tak ada sampah yang meluber ke jalan dan mengganggu aktivitas berdagang,” ujarnya.

Volume sampah yang meningkat pada musim hujan itu belum diantisipasi dengan baik oleh pemerintah. Akibatnya, sampah di kali dan saluran menumpuk berhari-hari, bahkan hingga seminggu.

Di Jakarta Utara, sampah di Kali Tirem, Kelurahan Tanjung Priok, Tanjung Priok, memenuhi salah satu sisi kali selebar 10 meter tersebut. Sampah plastik berbagai jenis yang bercampur dengan sampah rumah tangga itu belum diangkut dalam seminggu terakhir.

Wati (55), warga Jalan Tenggiri, Tanjung Priok, mengatakan, tumpukan sampah tersebut telah lima hari tidak diangkut. Sampah dibiarkan menumpuk di kali sehingga mulai menebarkan aroma tidak sedap.

Belasan petugas kebersihan yang berada di lokasi ini terlihat tidak bisa berbuat banyak. Kapal pengangkut sampah yang bersiaga di lokasi ini juga telah penuh dengan sampah.

Menurut Lurah Tanjung Priok Ma’mun, volume sampah yang meningkat pada musim hujan membuat tumpukan sampah bertambah banyak. Tumpukan sampah itu diperparah dengan tabiat masyarakat yang membuang sampah di sembarang tempat. ”Memang seharusnya truk sampah masuk setiap hari. Namun, mungkin masih berkonsentrasi di tempat lain. Apalagi, di sekitar Jalan Tenggiri ini tidak ada TPS,” kata Ma’mun.

Sampah di kali atau saluran penghubung juga terlihat di wilayah lain di Jakarta Utara. Sebagai daerah pesisir, sampah di kali hanyut hingga wilayah ini.

Kepala Suku Dinas kebersihan Jakarta Utara Bondan Dyah ekowati mengatakan, semua laporan terkait tumpukan sampah akan segera ditangani. Namun, pengangkutan sampah tetap sesuai prioritas karena armada yang berkurang.

”Armada sampah di Jakarta Utara sebanyak 201 unit. Yang sudah usia tua 59 unit. Sementara volume sampah pada musim hujan meningkat hampir 200 ton setiap harinya,” kata Bondan.
Faktor musim hujan

Volume sampah di Jakarta Utara mencapai 1.110 ton setiap hari. Jumlah ini bertambah dibandingkan di luar musim hujan yang sekitar 900 ton per hari.

Untuk menutupi kekurangan armada sampah, pemerintah melakukan kontrak terhadap truk swasta. Namun, jumlahnya hanya 37 unit atau berkurang 50 persen dari 74 unit pada tahun lalu.

Menurut Bondan, memaksimalkan armada yang ada adalah solusi yang bisa dilakukan mengingat sampah terus ada setiap hari. Koordinasi dengan UPT Badan Air juga terus dilakukan untuk menghindari tumpukan sampah di kali atau saluran penghubung.

Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat Marsigit mengatakan, volume sampah yang harus diangkut setiap hari mencapai 4.335 meter kubik per hari. Sementara jumlah kendaraan pengangkut sampah berkurang 76 unit setelah ada kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk menghentikan kontrak dengan pihak swasta.

Adapun jumlah truk yang ada sekarang adalah 151 unit. Sejumlah 95 unit di antaranya berusia di atas lima tahun. Marsigit merencanakan peremajaan armada pengangkut sampah ini agar lebih maksimal. (JAL/MDN/ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Sesuai Namanya sebagai Seni Jalanan, Grafiti Selalu Ada di Tembok Publik

Megapolitan
Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Panik Saat Kebakaran di Revo Town Bekasi, Satu Orang Lompat dari Lantai Dua

Megapolitan
4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

4 Lantai Revo Town Bekasi Hangus Terbakar

Megapolitan
Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Revo Town Bekasi Kebakaran, Api Berasal dari Kompor Portabel Rumah Makan

Megapolitan
Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Jalan Jenderal Sudirman Depan GBK Steril Jelang Jakarta Marathon

Megapolitan
Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Rusunawa Marunda Dijarah, Ahok: Ini Mengulangi Kejadian Dulu

Megapolitan
Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Ahok Sudah Berubah, Masih Membara, tapi Sulit Maju di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Ditanya Soal Kaesang Bakal Maju Pilkada Jakarta, Ahok: Enggak Ada Etika Saya Nilai Seseorang

Megapolitan
Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Bukan Lagi Ibu Kota, Jakarta Diharapkan Bisa Terus Lestarikan Destinasi Pariwisata

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 23 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam Cerah Berawan

Megapolitan
Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Ada Jakarta Marathon, Sepanjang Ruas Jalan Jenderal Sudirman Ditutup hingga Pukul 12.00 WIB

Megapolitan
Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya 'Ngikut'

Ahok Sentil Kualitas ASN: Kalau Bapaknya Enggak Beres, Anaknya "Ngikut"

Megapolitan
Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Perayaan HUT Jakarta di Monas Bak Magnet Bagi Ribuan Warga

Megapolitan
Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Ada Kebakaran di Revo Town, Stasiun LRT Bekasi Barat Tetap Layani Penumpang

Megapolitan
HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

HUT Jakarta, Warga Asyik Goyang Diiringi Orkes Dangdut di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com