Penataan Kanal Timur juga menjadikan saluran air itu area publik yang aktif digunakan warga untuk olahraga dan berkumpul. Sejak digunakan sebagai pengendali banjir sekitar 2010 lalu, Kanal Timur juga ditata sebagai ruang terbuka hijau. Berbagai macam pohon ditanam di area trase kering di sepanjang kanal itu. Hijau menaungi kanal yang sebelumnya adalah kawasan perkampungan itu.
Tak mudah
Dalam perjalanannya, tak mudah mewujudkan normalisasi kali karena beban terbesar program ini adalah masalah sosial. Pembebasan lahan dari hunian sampai relokasi warga membutuhkan waktu bertahun-tahun. Kanal Timur contohnya, yang sejak dibangun 2004 baru dapat berfungsi pada 2010.
Tak sedikit warga menolak dan bertahan. Hingga 2009 masih ditemui beberapa rumah berdiri di tengah Kanal Timur yang siap dilalui air dari Kali Cipinang, Buaran, dan beberapa kali lainnya.
Normalisasi Kali Pesanggrahan pun tak mulus. Di sejumlah bagian, pengerjaan normalisasi yang masih terpotong karena terbentur pembebasan lahan. Misalnya, proyek di tepi perumahan Sekolah Polwan ini terhenti selepas perumahan.
Selain masih terpotong-potong, konsistensi pemerintah dalam mengubah wajah sungai juga perlu dipertanyakan. Pasalnya, di sejumlah bantaran kali pembangunan gedung-gedung baru dibiarkan. Contohnya, sebuah gedung komersial di Cipulir, Jakarta Selatan, di tepi Kali Pesanggrahan. Pembangunan gedung itu bertolak belakang dengan upaya normalisasi kali.
Kepala Bidang Pelaksana Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Bastari mengatakan, mengerjakan normalisasi kali harus cepat. Jangan sampai ada area yang telah siap malah tak dikerjakan, itu akan mengundang kembali warga mengokupasi lahan.
”Makanya, kami dalam melaksanakan normalisasi ini selalu mengejar area-area yang sudah siap dikerjakan. Tak masalah terpotong-potong karena desain besarnya juga sudah ada, tinggal menyambung,” katanya.
Sebanyak 13 sungai mengalir ke Jakarta. Sayangnya, selama ini sungai-sungai itu menjadi halaman belakang. Sudah seharusnya pola itu berubah. Saatnya menjadikan sungai sebagai halaman depan Ibu Kota. (DEA/BRO/MDN/DNA/RAY)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.