Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Asal Jangan Pohon Pakis Saja Rp 750 Juta

Kompas.com - 28/01/2015, 16:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyetujui Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta untuk mengadakan sebatang pohon jenis exotic senilai Rp 750 juta di Taman Ria Rio, Jakarta Timur. Menurut dia, apabila pohonnya memang benar-benar besar, eksotis, dan antik, sah-sah saja dianggarkan Rp 750 juta. 

"Selama memang benar (untuk pengadaan pohon exotic), kami kasih saja. Jangan tiba-tiba pohon pakis yang dibeli, ya enggak benar lu. Kalau pohon yang betul-betul mahal enggak apa-apa," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (28/1/2015).

Basuki meyakini pohon jenis exotic itu mampu mendatangkan wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Terlebih, lanjut dia, penataan Taman Ria Rio merupakan salah satu program unggulan Jakarta. Ia mendukung adanya penanaman pohon langka di Taman Ria Rio.

Kendati demikian, ia berharap Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI tidak melakukan mark up dalam pengadaan pohon jenis exotic ini. "Asal dia enggak mark up anggarannya ya. Pokoknya selama tidak mark up anggaran, boleh. Kalau mark up anggaran, pasti (program) langsung kami potong," kata Basuki.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menganggarkan pengadaan pohon jenis exotic di Taman Ria Rio. Satu pohon jenis exotic itu dianggarkan hingga Rp 750 juta. Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar menjelaskan, pengadaan pohon untuk mempercantik Taman Ria Rio sudah dilakukan sejak tahun 2013 lalu atau saat masih di bawah kendali Yonathan Pasodung. 

Pohon exotic ini, lanjut Nandar, ada beberapa macam. Salah satunya seperti pohon Baobab asal Afrika. Hanya saja, ia tidak mengaku berapa jumlah pohon yang dianggarkan tahun ini.

Sementara untuk pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan pelaksanaan seluruh kegiatan di Taman Ria Rio, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menganggarkan sebesar Rp 50 miliar.  Saat ini, lanjut dia, sudah ada sekitar lima pohon exotic yang ditanam dan tersebar di sana.

"Coba masuk ke Taman Ria Rio dari arah Jalan Ahmad Yani, pas di turunan seberang Jalan Perintis Kemerdekaan. Nah, di sebelah kiri itu pohon exotic-nya," kata Nandar.

Ia mengaku, pengadaan pohon ini sudah dilakukan melalui e-budgeting. Adapun Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI mengajukan anggaran sebesar Rp 1,303 triliun untuk melaksanakan program unggulan pada 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com