Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diserempet Iring-iringan Bus Polisi, Guntur Menjerit Minta Tolong

Kompas.com - 02/02/2015, 16:41 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Iring-iringan empat bus polisi di underpass Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, memakan korban. Seorang pengendara motor Honda Supra Fit bernama Guntur (53) diserempet salah satu bus polisi tersebut.

Peristiwa itu terjadi pada Senin (2/2/2015) sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, iring-iringan bus milik kepolisian berjalan dari arah Jalan Pattimura menuju ke arah Jalan Prapanca Raya. Pantauan Wartakotalive.com yang berada dekat lokasi kejadian, keempat bus milik kepolisian itu memang melaju dengan sangat kencang.

"Tolong... tolong... Dia kabur yang nabrak," kata Guntur yang saat itu tergeletak bersama putri sulungnya, Laila Fitriani Ahmad (15), di underpass Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin sore.

Melihat kondisi putri kesayangannya yang sudah berlumuran darah, Guntur gagap meminta tolong dengan bus polisi yang berada di belakangnya. Putrinya, siswi SMKN 15, sudah tergeletak tak berdaya dengan luka-luka di bagian kepala.

"Angkat dong, bawa ke rumah sakit. Tolongin... tolongin," pinta Guntur yang kaki dan tangannya sudah luka-luka.

Salah satu pengendara dari bus polisi yang berada di belakangnya mencoba membawa kedua korban ke lokasi terdekat. Bus polisi yang menolong langsung membawa Laila, anak Guntur, ke Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedua korban langsung diperiksa sekitar 10 menit dan dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Tampak dua petugas kepolisian yang memakai kaus berlogo polisi itu terus menemani kedua korban. Guntur menceritakan bahwa yang menyerempet dirinya adalah mobil iring-iringan polisi.

"Itu saya lihat jelas mobil bus polisi yang nyerempet saya. Tadi saya berada di sebelah kiri lihat dari kaca spion ada bus polisi yang kencang lalu menabrak saya," tuturnya.

Warga yang tinggal di Radio Dalam, Jakarta Selatan, itu mengatakan, dia dan anaknya lengkap menggunakan helm. Namun, pada saat kejadian, helm putrinya terlepas karena benturan yang begitu keras.

"Saya dan anak saya pakai helm kok, tapi terlepas karena benturannya kenceng banget. Saya mau pertanggungjawaban dari pihak kepolisian," tuturnya. (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com