Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajak Metromini, Puluhan Pelajar Diciduk Polisi

Kompas.com - 02/02/2015, 21:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Lantaran membajak bus metromini, puluhan pelajar dari sejumlah sekolah diciduk petugas Polsek Metro Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/2/2015). Para pelajar ini ditangkap petugas setelah memicu kericuhan di dalam metromini.

Insiden tersebut terjadi tak jauh dari underpass Prumpung, sekitar pukul 16.45. Awalnya, Metromini M52 jurusan Kampung Melayu-Cakung yang disopiri Ucok berangkat dari Terminal Kampung Melayu.

Saat melintas di lokasi kejadian, puluhan pelajar mendadak menghadang, masuk, lalu membajak bus. "Anak-anak ini tiba-tiba cegat dan masuk bus. Saya disuruh berhenti biar teman-temannya masuk, sampai saya juga ditodong celurit," kata Ucok di Mapolsek Metro Jatinegara, Senin malam.

Ucok melanjutkan, gerombolan pelajar yang berada di dalam bus tersebut tanpa diketahui penyebabnya lalu melontarkan kalimat provokatif kepada warga di daerah setempat. Akibatnya, warga mengejar bus.

Ia tidak mengetahui apa yang memicu para pelajar itu untuk membuat kericuhan. Namun, diduga, ada perselisihan antara warga dan pelajar sebelum pembajakan bus terjadi.

"Warga marah dan langsung mengejar. Kaca bus saya dilempari sampai pecah. Saya juga enggak tahu siapa yang lempar sampai begini," ujar Ucok.

Kaca depan dari metromini yang dikendarai Ucok pecah, demikian halnya dengan bagian samping. Kepolisian yang mendapat laporan mendatangi lokasi kejadian. Petugas akhirnya dapat menjaring beberapa pelajar sekolah yang berada di sekitar lokasi.

Kepala Kepolisian Sektor Metro Jatinegara Komisaris Dasril membenarkan kejadian ini. Polisi menyatakan menangkap 27 pelajar yang diduga hendak melakukan tawuran. "Kita tangkap karena mereka sedang kumpul-kumpul dan akan melakukan tawuran," ujar Dasril.

Para pelajar itu berasal dari beberapa sekolah, seperti SMK Rahayu Mulyo sebanyak 14 orang, SMK Kebon Jeruk dua orang, SMK Grafika Yayasan Lektur satu orang, SMK 1 Jakarta enam orang, SMK Karya Guna satu orang, SMK Bhakti Jakarta satu orang, dan SMK 7 dua orang.

Namun, pemeriksaan menunjukkan, para pelajar tidak membawa senjata tajam. "Karena senjata tajam atau yang lainnya tidak ditemukan, jadi kita akan bina dan kita minta untuk buat surat pernyataan. Akan kita panggil orangtuanya dan kita serahkan mereka ke orangtua," kata Dasril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com