Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Tak Ada Lagi Uang Ngetem

Kompas.com - 04/02/2015, 13:11 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berniat untuk mengganti sistem setoran angkutan umum menjadi sistem bayar per kilometer. Yang akan diuji coba adalah rute Tanah Abang-Manggarai.

Seperti diketahui, sistem setoran mendorong para pengemudi angkutan umum untuk ngetem demi mendapatkan penumpang lebih banyak.

"Tidak ada lagi uang ngetem. Saya mau bayar rupiah per kilometer," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (4/2/2015). [Baca: Ahok Targetkan Pembebasan Sistem Setoran Tahun 2016]

Selain itu, pria yang akrab disapa Ahok ini juga ingin halte-halte berdesain modern agar penumpang angkutan umum merasa nyaman menunggu di sana. Karena tidak ada lagi angkutan yang ngetem ke depannya, maka penumpang harus menunggu di halte-halte yang telah disediakan.

Penumpang juga bisa memantau rute angkutan melalui internet. "Jadi kalau kalian mau naik bus, kalau sudah ada bus, dia bisa kasih tahu rutenya ke mana," jelas Basuki.

Mantan Bupati Belitung Timur itu memberi contoh, ada orang yang ingin berpergian dari Tanah Abang ke Ancol. Jika biasanya orang tersebut hanya tahu naik angkot nomor sekian dan sekian, maka melalui internet, dia bisa dibantu diarahkan harus pilih angkutan yang mana-mana saja agar cepat sampai tujuan.

"Jadi nanti orang Jakarta buka smartphone-nya, dia tahu nih bus saya nomor sekian, jam berapa sampai. Jadi bisa janjian juga sama teman," tambah Basuki.

Sistem tersebut merupakan bagian dari program Smart City DKI. Seiring berjalannya rencana ini, nantinya bus-bus akan dipasangi alat yang bisa dideteksi sehingga kontrol terhadap angkutan umum juga akan lebih mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Ragam Respons Jukir Liar Saat Ditertibkan, Ada yang Pasrah dan Mengaku Setor ke Ormas

Megapolitan
Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Siang Ini, Kondisi Lalu Lintas di Sekitar Pelabuhan Tanjung Priok Tak Lagi Macet

Megapolitan
Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Cara Lihat Live Tracking Bus Transjakarta di Google Maps

Megapolitan
Larangan 'Study Tour' ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Larangan "Study Tour" ke Luar Kota Berisiko Tinggi, Tuai Pro Kontra Orangtua Murid

Megapolitan
Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Dalam 5 Bulan, Polisi Sita 49,8 Kg Sabu dari 12 Tersangka

Megapolitan
Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Casis Bintara Jadi Korban Begal di Kebon Jeruk, Jari Kelingkingnya Nyaris Putus

Megapolitan
Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com