Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pasien Meninggal, RS Siloam Sebut Ada Kekeliruan dari Produsen Obat Bius

Kompas.com - 17/02/2015, 15:47 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang, diduga karena kelalaian dari pihak produsen obat bius, yakni PT Kalbe Farma. Etiket atau bungkusan pada obat bius Buvanest Spiral itu diduga tertukar sehingga kandungan di dalamnya bukan untuk obat bius pada umumnya.

"Kita dapat semua (obat bius) dari produsen. Kandungan obat enggak pernah kita periksa. Enggak pernah kita cek-cek lagi. Jadi, sepertinya ada kekeliruan dari pihak produsen," kata Kepala Humas RS Siloam Karawaci Heppi Nurfianto kepada Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Heppi menjelaskan, obat bius tersebut, yang bungkusannya tertukar, menyebabkan kandungan di dalam obat bekerja untuk mengurangi pendarahan, sedangkan kandungan yang seharusnya untuk obat bius adalah bupivacaine atau untuk pembiusan.

Gejala tak biasa pun sempat dirasakan kedua pasien yang salah satunya adalah perempuan yang sedang melahirkan dengan operasi caesar. [Baca: Soal Obat Bius yang Sebabkan Tewas, RS Siloam Mengaku Sudah Sesuai Prosedur]

Mereka mengalami gatal-gatal dan kejang-kejang setelah beberapa saat disuntikkan obat bius ke tulang belakang mereka.

"Habis ada gejala itu, pasien langsung dimasukkan ke ruang ICU. Tetapi, disayangkan, belum ada 24 jam, pasien sudah meninggal dunia," ucap Heppi.

Dokter yang menangani gejala tak lazim dari pasien tersebut, ucap Heppi, juga sempat merasa aneh. Padahal, pasien lain yang juga menggunakan obat bius dengan jenis dan keluaran yang sama diketahui normal-normal saja. Ketika dicek, ternyata memang bungkusan pada kemasan obat bius itu tertukar.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga mengungkapkan telah membentuk tim investigasi untuk mencari tahu penyebab kedua pasien meninggal, apakah memang benar karena kekeliruan pihak Kalbe atau ada faktor lain.

"Balai POM akan memverifikasi dan memonitor penarikan obat bius itu, lalu Kalbe juga kita minta melakukan investigasi mengapa itu bisa terjadi. Itu tanggung jawab mereka," kata Roy. [Baca: Obat Anestesi yang Sebabkan 2 Pasien RS Siloam Meninggal Ditarik dari Peredaran]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com