Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lubang Buaya: Tak Masuk Akal, Rehab Kantor Lurah Butuh Rp 2,4 M

Kompas.com - 03/03/2015, 12:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur menyatakan heran dengan adanya anggaran senilai Rp 2,445 miliar untuk melakukan rehab di kantor kelurahan tersebut. Menurut mereka, kerusakan di kantor itu tidak parah.

Warga Lubang Buaya, Mahendra (38), merasa heran dengan anggaran itu begitu besar. "Dua miliar untuk rehab kayaknya kebanyakan," kata Mahendra, kepada Kompas.com, di depan kantor lurah, Selasa (3/3/2015) pagi.

Sebab, dirinya melihat kondisi kantor Kelurahan Lubang Buaya hanya perlu perbaikan pada bagian plafon dan juga mengecat kembali tembok yang terkelupas serta kusam. "Plafon, eternit, sama kusen gentengnya itu harus diganti. Karena kalau keropos gentengnya jatuh kena orang bisa bahaya," ujar Mahendra. [Baca: Dianggarkan Rp 2,4 untuk Perbaikan, Ini Kondisi Kantor Lurah Lubang Buaya]

Menurut dia, kondisi ini sudah terjadi sejak 2 sampai 3 tahun belakangan dan sudah dua kali pergantian lurah. Namun, belum ada perbaikan lagi untuk masalah ini.

Seorang warga lain yang menolak namanya disebut berpendapat kantor itu memang perlu diperbaiki. Pria paruh baya ini mengatakan, Kantor Kelurahan Lubang Buaya dibangun berbarengan dengan Kantor Kelurahan Ceger, sekitar tahun 1990-an.

Sejak dibangun, lanjutnya, tidak ada perbaikan besar terhadap bangunan. "Sampai sekarang cuma tambal sulam aja. Memang sudah waktunya rehab. Bangunan sudah tua dari tahun 90-an," ujarnya.

Namun, pria menganggap janggal bila anggaran rehab kelurahan mencapai Rp 2 milar lebih tersebut. Sebab, lanjut dia, nilainya berlebihan. "Kalau perbaikan gitu paling berapa, enggak sampai Rp 1 miliar juga. Kecuali kalau bongkar total, masuk akal anggarannya sampai segitu. Kalau rehab saja, paling itungan ratusan juta," ujarnya.

Dia sepedapat dengan Mahendra, yang mengatakan perbaikan hanya perlu menyasar plafon, kusen genteng, dan juga pengecatan. Ia menambahkan untuk serta pembersihan sedikit pada bagian kamar mandi serta perbaikan keramik lantai yang pecah.

Namun, ia tetap heran jika perbaikan semua tadi mencapai Rp 2 miliar lebih. "Wah, kebanyakan itu, kebanyakan masuk kantongnya," ujarnya terkekeh.

Adapun Lurah Lubang Buaya, Fatoni, belum dapat dimintai tanggapannya. Fatoni bersama seluruh lurah dan camat di Jakarta Timur, sedang mengikuti rapat di kantor Wali Kota Jakarta Timur di Cakung, bersama DRPD dari Komisi A. Kompas.com masih mencoba meminta tanggapan Fatoni terkait hal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com