Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mediasi Buntu, Kegiatan Terganggu

Kompas.com - 06/03/2015, 14:09 WIB

Di Jakarta Selatan, sejumlah camat dan lurah menandatangani surat pernyataan ketegasan menolak dana siluman dalam APBD 2015. Camat Jagakarsa Fidiyah Rokhim mengatakan, dirinya menolak anggaran yang tak sesuai pengajuan.

Tak berhenti

Sekretaris Daerah DKI Saefullah menambahkan, pihaknya menunggu keputusan Kemendagri atas hasil evaluasi APBD DKI hingga 13 Maret. Setelah itu, Pemprov akan membahasnya bersama Badan Anggaran DPRD DKI hingga tujuh hari. ”Jika sepakat, terbitlah peraturan daerah. Namun, jika tak terjadi kesepakatan, kami mengeluarkan peraturan gubernur dengan persetujuan Kemendagri,” ujarnya.

Kemendagri menegaskan, proses evaluasi APBD DKI 2015 tak akan berhenti sekalipun upaya mediasi pemerintah dan DPRD DKI tidak mencapai titik temu. ”Kemendagri sudah cukup mendengar klarifikasi dari kedua belah pihak sebagai bahan evaluasi APBD. Evaluasi akan tetap dilanjutkan, dan dalam waktu dekat Mendagri akan mengeluarkan keputusan tentang hasil evaluasi APBD,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendagri Yuswandi A Temenggung seusai memimpin proses mediasi dan klarifikasi APBD DKI di kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, Mendagri Tjahjo Kumolo kembali menekankan harapannya agar Pemprov dan DPRD DKI mencapai kesepakatan agar masyarakat tidak telantar. ”Kami punya kewajiban jangan sampai warga Jakarta marah karena pembangunan terhenti, anggaran belanja aparatur terhenti, hanya karena proses politik dan hukum,” kata Tjahjo.

Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng pesimistis kedua pihak bisa mencapai titik temu sekalipun masih ada waktu untuk dialog. ”Hal ini disayangkan karena relasi pemerintah dan DPRD tak hanya diperlukan saat membahas APBD 2015, tetapi juga saat Perubahan APBD, APBD tahun berikutnya, peraturan daerah, dan penyelenggaraan pemerintahan lainnya,” ujar Robert.

Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Ade Irawan mengatakan, keterlambatan pengesahan APBD DKI 2015 memang akan membuat pelayanan publik terganggu. Namun, menurut dia, yang seharusnya lebih dikhawatirkan adalah apabila dana siluman Rp 12,1 triliun yang muncul dalam APBD 2015 akhirnya disahkan.

Sementara itu, Polda Metro Jaya telah memeriksa sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov DKI dalam kasus pengadaan alat catu daya listrik cadangan (UPS) pada APBD DKI 2014.

”Salah seorang di antaranya merupakan pejabat pembuat komitmen pengadaan UPS tahun 2014,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Komisaris Besar Martinus Sitompul. Polda juga terus memeriksa sejumlah saksi terkait kasus itu. (B10/APA/ENG/MKN/FRO/JAL/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Bakal Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket yang Ditertibkan

Megapolitan
Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Heru Budi Sebut Pemprov DKI Jakarta Mulai Tertibkan Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Tegal Bahari, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

20 Pelajar SMA Diamankan Polisi akibat Tawuran di Bangbarung Bogor

Megapolitan
Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Jakarta Utara Macet Total sejak Subuh Buntut Trailer Terbalik di Clincing

Megapolitan
Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 36 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Ngerinya Kekerasan Berlatar Arogansi Senioritas di STIP, Tradisi yang Tak Benar-benar Hilang

Megapolitan
Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com