Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Makin Menyiksa

Kompas.com - 09/03/2015, 14:19 WIB

Meski bisa memahami dan bersabar atas situasi tersebut, pengguna jalan tetap mendesak instansi terkait untuk melakukan rekayasa lalu lintas lebih intens. "Petugas mestinya makin intens melakukan rekayasa lalu lintas, seperti peralihan atau buka tutup," ujar Putri.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, ada tiga proyek Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tengah berlangsung: jalan layang untuk bus transjakarta Koridor XIII (Ciledug-Blok M-Tendean), jalan layang Permata Hijau, dan jalan layang Kuningan.

"Setiap pekerjaan seperti ini tentu menghambat lalu lintas. Karena itu, kami selalu menyusun manajemen rekayasa lalu lintas selama konstruksi berlangsung," ujar Yusmada. Dia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI dan Polda Metro Jaya.

Sebelum proyek berjalan, lanjutnya, pihaknya bersama Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya merumuskan pemetaan lokasi, pengamanan, pemasangan rambu-rambu, dan upaya pengendalian lalu lintas. Jika ada penutupan jalan, akan dibuat jalur alternatifnya.

Hal yang sama dilakukan PT MRT Jakarta yang saat ini sudah memulai pekerjaan di sejumlah lokasi sepanjang rute fase I (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia). Setiap kali ada pekerjaan yang berpotensi mengganggu arus lalu lintas, PT MRT Jakarta mengumumkan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi.

Namun, kemacetan lalu lintas tetap tidak bisa dihindari karena pasti lajur jalan menjadi berkurang, sementara volume kendaraan tetap sama. Seperti di Jalan Sudirman, lajur jalan jadi berkurang karena bagian tengah jalan digunakan untuk proyek MRT. Jalur cepat bergeser ke jalur lambat sehingga jalur lambat memakan sebagian jalur pedestrian.

PT MRT Jakarta menyatakan telah memasang pagar pengamanan di seputar proyek, memasang rambu, dan menempatkan petugas di sekitar lokasi proyek untuk membantu pengendara. PT MRT Jakarta juga menyiasati kemacetan dengan melakukan pekerjaan malam-dini hari saat lalu lintas sepi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami selalu meminta maaf jika ada pekerjaan baru yang memerlukan rekayasa lalu lintas. Dia meminta warga bisa bersabar menghadapi kemacetan akibat pembangunan MRT karena itu merupakan konsekuensi yang tak terelakkan. Keterbatasan area kerja menjadi salah satu alasan perlunya rekayasa lalu lintas.

Akibat pembiaran

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, apabila pembangunan MRT dan jalan layang tidak dimulai sekarang, kemacetan yang lebih parah akan melanda Jakarta. Kemacetan yang terjadi sekarang ini akibat pembiaran yang sudah bertahun-tahun terjadi.

(FRO/DNA/JAL/MDN/PIN/RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Permintaan Siswi SMK Lingga Kencana Sebelum Kecelakaan: Ingin Ulang Tahunnya Dirayakan

Megapolitan
Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Atasi Permasalahan Stunting, Dharma Wanita PAM Jaya Raih Penghargaan dari Wali Kota Jakarta Pusat

Megapolitan
Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Megapolitan
Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Megapolitan
Diusung Jadi Cagub Pilkada Jakarta, Anies: Terima Kasih PKS, Kita Berjuang Sama-sama

Diusung Jadi Cagub Pilkada Jakarta, Anies: Terima Kasih PKS, Kita Berjuang Sama-sama

Megapolitan
Akibat Bakar Pakaian Istrinya, AS Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Kebakaran di Jalan Semeru Raya

Akibat Bakar Pakaian Istrinya, AS Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Kebakaran di Jalan Semeru Raya

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Megapolitan
Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Megapolitan
Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com