Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Tenangkan Nadhira...

Kompas.com - 13/03/2015, 22:39 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nadhira Fajriani Ramdhan (14), siswi sebuah sekolah menengah pertama (SMP) di Cibubur yang sempat hilang hampir sepekan, telah ditemukan. Setelah ditemukan, Nadhira disebut tengah dibawa orangtuanya ke luar rumah untuk proses penenangan.

Acep, salah satu petugas keamanan di Zona Vivaldi, tempat tinggal Nadhira, mengatakan, sejak Jumat (13/3/2015) pukul 15.00 tadi, kedua orangtua Nadhira belum juga pulang. Orangtua Nadhira berpesan bahwa saat ini mereka belum dapat ditemui.

"Kami sudah berkomunikasi dengan pihak orangtua, kalau datang wartawan, sampaikan sedang keluar, posisi lagi menenangkan si anak. Jadi tidak langsung pulang (dari menjemput). Artinya, si anak mungkin masih trauma," kata Acep kepada Kompas.com, Jumat malam.

Ia mengatakan, kondisi rumah pasangan Boyke Muharam Ramdhan (48) dan Yeni Mardiana (47) itu kosong. Sampai dengan pukul 21.00, keluarga tersebut belum kembali ke rumah.

"Kami enggak menutupi, tapi memang sedang dibawa keluar, mungkin sedang berkumpul bersama seluruh keluarga," ujar Acep.

Informasi yang dihimpun di sana, kejadian ini merupakan ketiga kalinya Nadhira "menghilang" dari rumah. Pertama kali, Nadhira sempat pergi meninggalkan rumah cukup jauh, yakni ke kawasan Senayan. Nadhira pergi dengan membawa sepeda. Akhirnya ia ditemukan di acara demo buruh di kawasan Senayan.


Kedua, Nadhira juga pergi meninggalkan rumah. Saat itu Nadhira hendak mencari makan. Ia ditemukan di wilayah Wanaherang, tak jauh dari tempat tinggalnya. Ketiga, yaitu yang terjadi saat ini.

Nadhira hilang ketika berpamitan di sekolahnya untuk membeli makan, Sabtu (7/3/2015). Setelah itu, ia tak kunjung kembali ke rumah. Kepergiannya pun bahkan hampir sepekan. Baru pada pukul 14.00 tadi warga menemukan bocah tersebut di kawasan Beos, Kota Tua. Akhirnya, warga membawa Nadhira ke Mapolsek Taman Sari dan kemudian dijemput oleh orangtua korban.

Baca juga:
"Bunda Kangen, Teteh di Mana..."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com