Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bunda Kangen, Teteh di Mana..."

Kompas.com - 13/03/2015, 07:00 WIB
Tara Marchelin Tamaela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Air mata menggenang di pelupuk mata seorang wanita berkerudung hitam. Wajahnya mulai merah akibat menahan tangis. Suaranya pun parau saat menjawab pertanyaan dari para wartawan yang ada di depannya. Tak berapa lama kemudian, pecahlah tangis wanita itu.

"Teh, pulang Teh... Bunda kangen. Teteh juga kangen kan sama bunda? Ayah kangen, aa juga kangen," kata wanita itu sambil terisak.

Tak hanya meminta teteh kembali, wanita berkerudung hitam itu kemudian melontarkan permintaan maaf. "Bunda mohon maaf kalau Teteh sakit hati sama bunda. Bunda kangen, Teteh di mana?" ujarnya.

Semua wartawan yang ada di hadapannya hanya bisa tertegun melihat tangisannya. Teteh ialah panggilan yang kerap digunakan Yeni Mardiani saat memanggil anaknya, Nadhira Fajriani (14), siswi kelas IX SMP.

Nadhira hilang sejak Sabtu (7/3/2015) saat berada di sekolahnya di Cibubur untuk mengikuti pendalaman materi ujian nasional. Saat itu, Nadhira diketahui meninggalkan sekolah untuk membeli makanan. Namun, setelah membeli makanan, Nadhira justru pergi ke arah jalan raya dan tidak kembali ke sekolah.

Yeni sendiri tidak mengetahui dengan pasti mengapa anaknya menghilang. Namun, Yeni yakin bahwa anaknya tidak sengaja kabur. Pada hari itu, Yeni sempat curiga melihat tas Nadhira yang terlihat lebih penuh dari biasanya. Nadhira ternyata membawa satu pasang baju.

"Waktu saya tanya sama pembantu, memang dia bawa baju sepasang mungkin karena mau pergi ganti baju. Baju yang dibawa juga baju untuk gaya, bukan yang kira-kira untuk kabur," kata Yeni.

Kecewa

Di lingkungan keluarga, Nadhira dikenal sebagai anak yang mudah mengalami kekecewaan. "Jadi, kalau dia punya kekecewaan sedikit saja, langsung down," kata Yeni.

Yeni menduga, pada hari Nadhira hilang, dia sedang merasa kecewa terhadap teman-temannya. Sebelum membeli makanan, Nadhira sempat mengajak dua teman sekolahnya, Anet (14) dan Caca (14), untuk makan. Namun, keduanya menolak ajakan Nadhira.

Inilah yang dianggap Yeni menimbulkan kekecewaan terhadap Nadhira sehingga ia merasa tak punya teman. Yeni juga menduga bahwa Nadhira juga kecewa karena lama menunggu Mira (14), teman bermain Nadhira, yang tak kunjung datang. Hari itu, mereka berencana pergi ke Plaza Cibubur.

"Memang janjian. Tapi, mungkin, biasa remaja, janjiannya tidak on time," tambah Yeni.

Selain itu, Yeni juga meyakini bahwa hilangnya Nadhira tidak berhubungan dengan sikap ia dan suaminya yang melarang Nadhira pergi sendirian. "Kami selalu menjelaskan kenapa kami melakukan itu bahwa di luar sana banyak yang tidak baik. Kami yakin Nadhira sangat mengerti," ucapnya.

Korban "bully"

Selain mudah merasa kecewa, Nadhira ternyata kerap diolok-olok oleh teman-temannya. Saat masih bersekolah di salah satu SMP di Tebet, Nadhira sering kali minta pindah sekolah karena tak betah dengan perilaku teman-temannya.

"Sampai dia minta pindah karena ada teman-teman yang enggak mengenakan. Saya sebagai orangtua selalu bilang, di mana-mana pasti ada orang yang enggak mengenakan," tutur Yeni.

Tak hanya diolok secara verbal, Nadhira juga dilecehkan secara fisik. Nadhira bahkan pernah diinjak, dijambak, dan diludahi oleh teman-temannya. Peristiwa ini membuat Yeni memindahkan anaknya ke sebuah sekolah di Cibubur.

"Anak kami yang tadinya senang menjadi sedih lagi. Jadi, anak kami yang masih punya luka batin, kehantam lagi. Kalau dihantam terus seperti itu, siapa sih yang bertahan," ungkap Yeni.

Berbagai upaya telah dilakukan orangtua Nadhira untuk menyembuhkan trauma Nadhira, mulai dari membawanya ke psikolog, motivator, ustaz, hingga menempel kata-kata motivasi di dinding kamar Nadhira. Yeni bahkan sempat datang ke sekolah dan mengultimatum jika teman-teman Nadhira tidak berhenti menyakitinya, Yeni akan mendatangi orangtua mereka.

 
Nadhira ditemukan oleh seorang sopir angkot di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Jumat (13/3/2015). Selanjutnya, Asep, sopir angkot tersebut, membawanya ke kantor polisi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com