Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Jakarta untuk Bisa Menjadi Kota Layak Huni pada 2030

Kompas.com - 16/03/2015, 15:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah penduduk Jakarta diperkirakan akan terus bertambah. Tanpa diimbangi daya tampung yang baik, warga tak akan nyaman tinggal di Ibu Kota. Untuk mengantisipasi hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan target pembangunan berkelanjutan Jakarta 2030.

Ketua Tim Gubernur DKI Jakarta untuk Percepatan Pembangunan Sarwo Handayani mengatakan, 15 tahun ke depan kondisi Ibu Kota diharapkan layak huni. Dia menyampaikan hal itu dalam diskusi Press Breakfast dengan tema "Bagaimana masa depan kota-kota di Asia? Apakah membangun kota baru merupakan jawaban bagi tantangan urbanisasi?"

Acara diadakan New Cities Foundation di Jakarta, Rabu (11/3). Turut hadir Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Askhat Orazbay dan Executive Director New Cities Foundation Mathieu Lefevre.

Jika berhasil, Ibu Kota mampu bersaing dengan kota-kota maju dari negara Asia lainnya. Apabila gagal, kondisi Jakarta akan semakin buruk dengan berbagai masalah yang melilitnya, seperti kepadatan lalu lintas, banjir, kualitas air buruk, dan penurunan permukaan tanah.

Saat ini, jumlah penduduk Jakarta mencapai 9,7 juta jiwa pada malam hari. Pada siang hari, jumlahnya meningkat menjadi 11,5 juta jiwa. Sekitar 3 juta penduduk Jakarta di siang hari merupakan warga yang tinggal di kota-kota lain di sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Menurut Handayani, Kota Jakarta diperkirakan masih mampu menampung penduduk hingga 12,5 juta jiwa pada malam hari. Namun, Pemprov DKI Jakarta harus mengupayakan daya dukung lingkungan agar pertambahan penduduk tidak menjadi masalah di kemudian hari.

"Kita tak bisa membatasi urbanisasi karena siapa pun berhak menikmati Ibu Kota. Untuk menjadikan Ibu Kota sebagai tempat yang layak huni yang berkelanjutan, kerja sama dengan kawasan sekitar diperlukan," katanya.

Bangun kawasan

Dengan luas 661,52 kilometer persegi, Jakarta menghadapi tiga masalah utama, yaitu banjir, kepadatan lalu lintas, dan keterbatasan ruang terbuka hijau. Masalah lainnya yaitu kesehatan penduduk, pendidikan, sampah, ketersediaan air bersih, dan penurunan permukaan tanah. Di Jakarta Utara, permukaan tanah turun 6-15 sentimeter per tahun.

Untuk mengatasi masalah- masalah itu, Pemprov DKI Jakarta menyusun target pembangunan Jakarta 2030. Di bidang transportasi, dalam 15 tahun ke depan, 60 persen pengguna kendaraan pribadi ditargetkan beralih ke transportasi publik. Kecepatan mobil di jalan raya meningkat menjadi 35 kilometer per jam.

Handayani menjelaskan, saat ini, jumlah pengguna angkutan umum di Ibu Kota kurang dari 10 persen. Banyaknya pengguna kendaraan pribadi menyebabkan di pagi hari sebuah mobil hanya bisa melaju dengan kecepatan 10 kilometer per jam.

Untuk mencapai target itu, Pemprov DKI Jakarta akan membangun kereta massal cepat (MRT), membangun jalan raya, dan membenahi angkutan umum. Tahap pertama pembangunan MRT Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia diprediksi selesai pada 2018.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta akan membangun kawasan yang mengadopsi tata ruang campuran transit oriented development (TOD). Kawasan itu dibangun untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi karena angkutan umum akan terhubung langsung dengan lokasi tujuan. Salah satu lokasi TOD yang disiapkan adalah Stasiun MRT Dukuh Atas. Stasiun akan terhubung langsung dengan gedung perkantoran.

Namun, dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, Pemprov DKI kerap menghadapi masalah. Pembelian bus umum untuk mengganti bus lama yang rusak, misalnya, terkendala masalah sumber daya manusia dalam proses tender.

Pembangunan MRT terkendala pembebasan lahan. Saat ini, baru 30,07 persen luas lahan dari total kebutuhan lahan MRT yang dibebaskan (Kompas, 15/1).

Kerja sama

Untuk mengatasi banjir, Pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan sejumlah program, antara lain normalisasi Sungai Ciliwung dan meningkatkan ruang terbuka hijau.

Menurut Handayani, untuk mencapai target pembangunan Jakarta 2030, misalnya, disiapkan anggaran pembangunan Waduk Ciawi di Jawa Barat.

Executive Director New Cities Foundation Mathieu Lefevre mengatakan, untuk membangun sebuah kota, kerja sama antara pemerintah dan perusahaan swasta diperlukan. "Kerja sama itu tak sebatas pembahasan tender pengadaan barang, tetapi menyangkut visi pembangunan kota ke depan," kata Mathieu.

Menurut dia, pembangunan sebuah kota seharusnya direncanakan setidaknya untuk 20 tahun ke depan. Selain itu, kepastian aturan juga diperlukan. Peraturan yang kerap berubah- ubah menyulitkan pengusaha untuk berinvestasi. (DENTY PIAWAI NASTITIE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com