Kejadian ini merupakan kali kedua setelah sebelumnya sebuah mobil Toyota Avanza tertabrak hingga ringsek pada Selasa (17/3/2015).
Jamhuri (55), kakak korban, berharap pemerintah segera bertindak untuk melindungi keselamatan warga di pelintasan sebidang itu. Sebab, pelintasan itu adalah akses utama warga Duri Kosambi dari arah Cengkareng, Jakarta Barat. [Baca: Kenangan Rosulaini Sebelum Suami dan Anak Perempuannya Tertabrak Kereta]
Ia juga berharap ada petugas yang menjaga pelintasan kereta itu, atau segera dipasangi palang pintu dan alarm peringatan. Ia tidak mau lagi ada korban yang tewas seperti adiknya.
"Jangan sampai ada korban lagi. Jangan sampai ada yang bernasib sama seperti Juanedi dan Nurul," kata Jamhuri. Ia pun sangat terpukul dengan kematian adik dan keponakannya itu.
Hingga kini, belum ada satu pun perwakilan PT Kereta Api Indonesia yang menyambangi rumah duka.
Sementara itu, saat dimintai keterangan, Kepala Stasiun Rawa Buaya Sularto mengatakan masih menunggu koordinasi dari PT KAI Daerah Operasi I untuk memberikan santunan kepada korban.
Soal pelintasan sebidang liar, dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI dan Pemkot Jakarta Barat untuk menindaklanjuti rentetan kejadian di lokasi itu. [Baca: Kecelakaan Sering Terjadi di Pelintasan Kereta Rawa Buaya, Tanggung Jawab Siapa?]
Rencananya, pelintasan akan kembali dijaga oleh warga sekitar. Sebelumnya, beberapa warga yang menjaga pelintasan sebidang itu dirazia polisi karena dianggap meresahkan warga.
"Pemasangan rambu atau palang pintu merupakan kewenangan dari pemda," kata Sularto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.