Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senyum Kecut Wakil Ketua DPRD DKI Dengar Sindiran Ahok

Kompas.com - 01/04/2015, 08:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Selama memberi pengarahan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) di Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2015), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kerap membicarakan kebiasaan anggota DPRD DKI untuk menyelipkan pokok pikiran (pokir) seusai sidang paripurna pengesahan APBD.

Anggota DPRD yang hadir di dalam musrenbang itu pun terlihat serius memperhatikan kata per kata yang diucapkan Basuki, tak terkecuali Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana. Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini hanya tersenyum simpul dan terlihat masam ketika Basuki mulai melemparkan sindiran-sindirannya.

Berbeda dengan Sani, panggilan Triwisaksana, peserta musrenbang yang sebagian besar terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Jakarta Selatan justru selalu tertawa terbahak-bahak saat Basuki menyindir anggota DPRD. 

Sejak awal memasuki lokasi pelaksanaan musrenbang, di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sani terlihat tidak banyak mengeluarkan senyumnya. Ia juga lebih banyak berbincang dengan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah yang duduk di sisi kirinya. Sesekali ia juga terlihat mengobrol dengan Basuki yang duduk di sisi kanannya. Saat Basuki memulai pengarahannya, dia sudah menyinggung permasalahan pokir.

"Saya senang rekan-rekan DPRD ikut hadir. Saya kira pemahaman kami tentang pokir itu ya di sini sebenarnya, bukan setelah (sidang) paripurna. Kami mulai di sini," kata Basuki yang disambut tepuk tangan peserta musrenbang. Sementara itu, Sani terlihat serius mendengarkan arahan Basuki. 

Permasalahan pokir inilah yang membuat Basuki geram dan berseteru dengan DPRD. Saat ini, pokir lebih banyak diselipkan seusai sidang paripurna pengesahan APBD oleh DPRD. Perpanjangan aspirasi inilah yang kerap dianggap anggaran siluman oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bahkan, tahun ini, Basuki menemukan usulan anggaran siluman berbentuk pokir yang mencapai Rp 12,1 triliun. Basuki juga memutuskan untuk tidak lagi menerima pokir dalam RAPBD. Pokir itu sah jika dibahas bersama dalam musrenbang.

Selain Sani, anggota DPRD lain yang hadir juga terlihat serius mengamati pengarahan Basuki. Mereka antara lain anggota Fraksi Partai Demokrat-PAN, Achmad Nawawi; anggota Fraksi Partai Golkar, Ashraf Ali; dan anggota Fraksi PDI-P, Gembong Warsono.

Dalam kesempatan itu, Basuki juga meminta pejabat suku dinas (sudin) untuk tidak kongkalikong dengan anggota DPRD karena sering kali usulan masyarakat tidak sesuai dengan realisasi yang ada.

"Saya berharap sudin-sudin jangan ada lagi yang jadi oknum mengajar-ngajari masyarakat yang tidak benar. Saya dari kecil hidup di Jakarta. Saya masih ingat RW saya sampai kewalahan terima meja pingpong banyak karena ia merasa tidak mengusulkan di RAPBD. Anggota DPRD yang terhormat juga tolong diawasi, jangan usulkan anggaran tidak perlu," kata Basuki.

Lagi-lagi, Sani hanya tersenyum simpul mendengar pernyataan Basuki itu. Kemudian, Basuki kembali menyindir anggota DPRD ketika ia bercerita tentang Polres Metro Jakarta Selatan yang memohon kepadanya untuk disediakan sebuah mobil operasional. Mobil operasional ini dipergunakan untuk mempermudah polisi menuju tempat kejadian perkara (TKP). Namun, Pemprov DKI akhirnya memberi 30 motor kepada Polres Metro Jaksel. 

"Kalau misalnya anggaran dari Polri tidak cukup, masih kurang, tinggal ajuin ke kami anggarannya. Mobil DPRD kan juga masih ada. Ha-ha-ha," kata Basuki tertawa sambil menepuk pundak Sani.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga menyinggung gaji anggota Dewan yang tak kunjung cair sebagai dampak keterlambatan pengesahan APBD 2015. Namun, Basuki berpendapat, anggota DPRD yang sebagian besar pengusaha itu tidak mengkhawatirkan perihal gaji mereka yang belum juga dibayarkan. 

"Kerja anggota Dewan kan menyampaikan aspirasi publik, sebagai wakil rakyat. Gaji nomor dua. Tujuan utamanya menyampaikan aspirasi publik," kata Basuki yang disambut gelak tawa peserta musrenbang.

Lagi-lagi, Sani yang berada di sisinya hanya tersenyum simpul mendengar berbagai celoteh Basuki itu. 

Candaan Basuki kepada Sani berlanjut hingga mereka berdua akan meninggalkan kantor Wali Kota Jakarta Selatan dan melayani permintaan wawancara oleh wartawan. Keduanya berdiri berdampingan.

"Cocok enggak pasangan ini?" tanya Basuki.

Wartawan pun berceletuk, "Wah ini calon gubernur sama wakil gubernur ya, Pak," tanya wartawan.

Basuki, atau kerap disapa Ahok, kemudian tertawa mendengarnya. Namun, Sani kembali hanya tersenyum simpul, terlihat kecut, mendengar candaan-candaan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com