Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hak Angket untuk Ahok dan Loyalitas Anggota DPRD DKI

Kompas.com - 06/04/2015, 10:01 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan hak angket DPRD DKI Jakarta terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memperlihatkan ketidaksolidan antara keputusan fraksi dan anggotanya. Hal ini terjadi pada beberapa fraksi, seperti Fraksi Nasdem.

Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjadi fraksi pertama yang menyatakan pencabutan dukungan terhadap hak angket. Hal itu pun dibuktikan dengan mundurnya Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus dari panitia angket.

Akan tetapi, sikap yang ditentukan ketua fraksi tersebut seakan tidak mewakili sikap fraksi sendiri. Salah satu anggota Fraksi Partai Nasdem, Inggard Joshua, masih duduk sebagai wakil ketua hak angket hingga sekarang.

Hal yang serupa juga terjadi pada detik-detik penyerahan RAPBD DKI kepada Kementerian Dalam Negeri. Beberapa ketua fraksi dengan lantang menyatakan bahwa ia mendukung terbitnya APBD dengan peraturan daerah. Beberapa fraksi tersebut adalah Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Fraksi Partai Golkar, dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

Akan tetapi, ketika rapat Banggar, beberapa ketua fraksi yang mendukung perda justru tidak hadir. Mereka diwakili oleh anggota fraksi yang mendukung pergub. Hingga pada akhirnya, hampir semua fraksi DPRD mendukung terbitnya pergub sebagai tanda penggunaan APBD tahun lalu.

Apakah hal semacam itu akan terulang kembali pada penentuan penggunaan hak menyatakan pendapat (HMP) hari ini? Apa arti perbedaan sikap itu?

"Bisa saja perbedaan pandangan itu karena memang mereka tidak solid atau bahkan menunjukkan langkah tujuan dan arah politik mereka berbeda," ujar pengamat politik Heri Budianto kepada Kompas.com, Senin (6/4/2015).

Heri mengatakan, perbedaan pendapat itu bukan semata-mata masalah miskomunikasi antara anggota dewan saja. Akan tetapi, masalahnya justru lebih besar dari itu. Internal fraksi dinilai tidak kompak. Mereka pun dinilai memiliki tujuan politik yang berbeda-beda.

"Nah, jika berbeda itu yang sangat disayangkan karena mereka ternyata memiliki tujuan berbeda walau satu fraksi," ujar Heri.

Dianggap lumrah

Salah seorang anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra Prabowo Soenirman menganggap lumrah fenomena tersebut. Prabowo mengatakan, hal tersebut sangat wajar mengingat banyaknya jumlah anggota DPRD. Perbedaan pendapat pun menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan meski dalam satu fraksi.

"Itulah politik. Kalau kalian tanya ke ketua fraksi, ya bisa saja mereka mendukung atau menolak sesuatu. Tapi kalau sikap fraksi, belum tentu sama. Bisa berubah," ujar Prabowo.

Apalagi, kata Prabowo, ketika hak angket, dukungan terhadap hak tersebut bukan didapat dari dukungan per fraksi, tetapi dari dukungan per anggota dewan. Sehingga, jika fraksi mencabut dukungan terhadap hak angket, tetap tidak bisa dilakukan jika anggota fraksi sendiri tidak kunjung mencabut. Pencabutan terhadap hak hanya bisa dilakukan oleh anggota dewan sendiri.

"Tinggal nanti akan kelihatan kan, mana yang loyal dengan fraksi, mana yang loyal dengan rakyat, mana yang tidak, dan sebagainya," ujar Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com