Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Rumah Kos Tak Terkendali dan Rawan Pelanggaran

Kompas.com - 24/04/2015, 16:59 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sampai saat ini, baru ada landasan hukum berupa keputusan gubernur untuk mengatur keberadaan rumah kos di Jakarta. Tidak ada sanksi yang bisa diterapkan jika pengelola rumah kos tidak mematuhi keputusan gubernur itu. Akibatnya, pertumbuhan rumah kos tak terkendali dan rawan pelanggaran izin ataupun pajak.

Berdasarkan Data Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Utara, saat ini baru ada 144 indekos yang memiliki surat izin rumah kos. "Jumlah itu tentu belum semua dari kos yang ada di wilayah ini. Kami terus mendata dan menyosialisasikan agar masyarakat mengurus surat izin," kata Kepala Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Utara Chairul Lantip.

Meski demikian, kata Chairul, salah satu sebab yang membuat masih banyaknya pemilik kos tidak membuat izin adalah tidak adanya sanksi yang bisa dijatuhkan. Dengan demikian, hal itu tidak bisa memaksa masyarakat segera mengurus perizinan. Padahal, setiap pemilik wajib memiliki izin dan membayar pajak.

Saat ini, aturan terkait kos hanya diatur dalam Keputusan Gubernur Nomor 2693 Tahun 1987 tentang Pedoman Pengaturan Perumahan Pemondokan (Rumah Kos) dalam Wilayah DKI Jakarta. Aturan ini tiga tahun lalu diperbarui melalui surat keputusan gubernur.

Aturan setingkat keputusan gubernur ini tidak mengikat, tidak ada sanksi yang bisa dikenakan kepada pemilik kos tak berizin. Selama ini, penyegelan atau pengosongan kos dilakukan jika terjadi pelanggaran hukum, seperti prostitusi, peredaran narkoba, atau terkait terorisme.

Perlu peraturan daerah

Menurut Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari Aji, keputusan gubernur sudah tidak relevan lagi dengan pertumbuhan kos yang sangat pesat 10-20 tahun terakhir. "Karena itu, kami ingin menawarkan perlunya peraturan daerah tentang pengaturan kos beserta sanksi bagi pemilik. Dengan demikian, dasar hukum dan pengaturan terkait kos lebih ketat. Kami usahakan selesai tahun ini," katanya.

Meskipun terbentur kurangnya landasan aturan, Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi mengatakan, pihaknya akan menertibkan rumah kos tak berizin. Operasional sejumlah rumah kos tak berizin itu akan diberhentikan sementara. Adapun rumah kos yang di dalamnya ditemukan penghuni laki-laki dan perempuan yang tak menikah tinggal sekamar akan disegel.

"Kami sudah memerintahkan kepada camat dan lurah untuk mengecek sejumlah rumah indekos di setiap lokasi. Kalau memang terbukti, akan kami tertibkan," ujar Anas.

Potensi PAD berkurang

Asisten Perekonomian dan Administrasi Jakarta Barat Sri Yuliani mengatakan, maraknya rumah indekos tak berizin mengurangi potensi pendapatan asli daerah. Saat ini, jumlah rumah indekos di Jakarta Barat tercatat yang berizin mencapai 533 unit. Namun, jumlah rumah indekos yang tak berizin diperkirakan lebih banyak lagi.

Kepala Seksi Pembangunan, Permukiman, dan Perawatan Gedung Suku Dinas Perumahan dan Gedung Daerah Mangasa Silitonga mengatakan, di Jakarta Barat 90 persen rumah kos diperkirakan tak berizin dan tidak terlaporkan. Akibatnya, rumah-rumah kos itu pun tidak membayar pajak 10 persen dari pendapatan bersih per bulan.

Menurut aturan perpajakan, rumah kos dengan jumlah kamar minimal 10 unit harus membayar pajak hotel 10 persen dari penghasilan bersih. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menugaskan setiap wali kota untuk membongkar bangunan yang ada di jalur hijau, termasuk rumah kos. Lurah diperintahkan untuk ketat mengawasi rumah kos.

Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor melaksanakan perintah Basuki dan bekerja sama dengan Kepala BNN Jakarta Selatan Ricky Yanuarfi merazia rumah kos. Kamis kemarin, kedua pihak merazia tiga penghuni kos di Kebayoran Lama yang positif menggunakan narkoba. Inspeksi mendadak akan dilakukan setiap hari sampai 20 Mei 2015. (FRO/JAL/DEA/B06)

---------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Jumat, 24 April 2015, dengan judul "Aturan Belum Mengikat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com