Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Korban Penipuan yang "Ngerjain" Balik Penipunya Ramai di Medsos

Kompas.com - 27/04/2015, 21:30 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video beredar di jejaring sosial tentang penipuan melalui kartu ATM. Dalam video itu, korban, yang menyadari dirinya ditipu, justru berhasil menipu kembali penipunya.

Video yang dibagikan di Komunitas Korea Selatan itu mengundang banyak komentar dari mereka yang ternyata pernah mengalami hal serupa. Namun, belum ada yang membuat video selengkap si pengunggah video tersebut.

Cerita penipuan itu bermula dari pemasangan iklan penyewaan rumah di situs OLX yang dibuat si korban.

Kemudian, pelaku mengirimkan SMS, dan menanyakan rumah tersebut. Selanjutnya, korban meresponsnya dengan menelepon pelaku.

"Kalau Bapak mau langsung dua tahun, per tahunnya saya kasih Rp 8 juta. Kalau setahun, saya kasih Rp 8,5 juta," kata korban kepada pelaku.

Pelaku pun kemudian menanyakan DP atau uang muka untuk membayar sewa rumah itu selama dua tahun.

Korban menjawab DP 10 persen sehingga dibulatkan menjadi Rp 2 juta. Pelaku justru menyatakan akan mentransfer uang DP itu sebanyak Rp 5 juta.

Percakapan lewat telepon itu berakhir karena pelaku berjanji akan mentransfer uang setelah itu.

Dua jam kemudian, pelaku kembali menelepon untuk mengabarkan bahwa dia sudah mentransfer uang. Namun, korban merasa bahwa saldo di rekeningnya belum bertambah.

Korban pun mulai curiga terhadap pelaku karena suara pelaku terdengar berbeda. Inisiatif untuk mengerjai pelaku pun muncul. Korban sengaja diam dan menuruti semua perkataan pelaku.

Pelaku kemudian mematikan telepon dengan alasan mencoba menghubungi call center bank karena menganggap terjadi kesalahan saat transfer. Pelaku juga meminta korban untuk menuju ATM dan mengikuti arahan petugas call center yang sebetulnya adalah komplotan pelaku.

Di depan mesin ATM, korban ditelepon kembali oleh pelaku yang saat itu dikondisikan sedang menelepon petugas call center.

Korban dituntun untuk melakukan transfer sejumlah dana berkali-kali ke rekening pelaku. Saat ditanya mengenai jumlah saldo rekening oleh pelaku, korban mengaku memiliki Rp 10.400.031. Padahal, korban saat itu hanya memiliki sekitar Rp 72.000.

Pelaku kemudian memberikan arahan supaya korban mentransfer uang ke sejumlah rekening dengan jumlah yang tidak genap. Itu adalah strategi pelaku supaya korban merasa bahwa hal tersebut merupakan kode agar rekeningnya normal kembali. Transaksi itu tentu gagal semua karena jumlah saldo korban tidak cukup.

Namun, korban masih tetap berpura-pura terpengaruh. Pelaku bahkan sempat menanyakan apakah korban memiliki rekening lain untuk "dikerjai".

Pada akhirnya, korban mengaku bahwa dia hanya mengerjai pelaku. Pelaku pun kesal dan menutup telepon.

Dua jam kemudian, pelaku menelepon lagi. Ia langsung mengumpat, dan sempat terjadi cekcok. Sambungan telepon pun kemudian terputus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com