Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thalib Abbas dan Anaknya Kerja Sama Lakukan Penipuan

Kompas.com - 12/05/2015, 15:38 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menjadi buron bertahun-tahun, pengusaha Thalib Abbas ditangkap atas kasus penipuan. Penangkapan dirinya adalah berkat penculikannya beberapa waktu lalu.

Kini, polisi masih mengejar anak Thalib, Kemal Rafli, yang masih bebas berkeliaran. Sejak terlibat kasus penipuan pada 2004 lalu, Kemal disebut selalu bekerja sama dengan ayahnya untuk memperpanjang deretan kasusnya.

Kasubdit Fiskal Moneter dan Devisa Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Arie Ardian mengatakan, Thalib dan Kemal mendirikan sebuah perusahaan pada 28 Februari 2003 lalu yakni PT Kekar Warna Indonesia. Melalui perusahaan itulah, Thalib dan Kemal menarik calon korbannya untuk berinvestasi.

"KR (Kemal Rafli) menjabat sebagai Direktur Utama dan TA (Thalib Abbas) sebagai Komisaris. Kemudian KR membuat kerjasama fiktif dengan perusahaan pengadaan barang," jelas Arie Ardian di Mapolda Metro Jaya, Selasa (12/5/2015).

Selanjutnya, Kemal menawarkan investasi kepada pemilik modal dengan pembagian keuntungan penjual. Arie menjelaskan, biasanya Kemal menawarkan pembagian keuntungan 60 persen bagi investor, dan 40 persen untuk perusahaannya. Sementara peran Thalib adalah untuk meyakinkan calon korbannya.

"TA mengatakan bahwa dia menjabat komisaris perusahaan, sehingga korban percaya," ujar dia.

Dalam kasus penipuan pada 2004, Thalib dan Kemal tidak kunjung memberikan keuntungannya kepada investor setelah melewati tenggat waktu. Bahkan, uang modal yang diberikan investor pun tidak dikembalikan.

Kasus penipuan Thalib dan Kemal sebenarnua telah diproses hukum. Berkas terhadap Thalib dan Kemal sudah dinyatakan P21 alias lengkap dan akan dilimpahkan tahap 2 ke Kejaksaan. Namun, karena tidak ditahan, kedua pria itu kabur ketika berkasnya akan dilimpahkan. Mereka menjadi buron selama bertahun-tahun.

Arie memaparkan, Thalib dan Kemal sulit dilacak keberadaannya karena sering berpindah-pindah tempat tinggal. Bahkan mereka juga kerap berganti-ganti nomor telepon. Polisi pun semakin kesulitan menemukan keberadaannya.

Kemudian, Thalib diculik oleh sejumlah orang 14 April 2015 lalu. Penculiknya diduga pula merupakan korban penipuan yang dikerjakan oleh anak Thalib, Kemal Rafli. Rupanya, setelah polisi mengungkap kasus penculikan Thalib, pelapor kasus penipuan pada 2004 lalu itu kembali melapor kepada polisi. Beruntung kasus itu belum kedaluwarsa sehingga proses hukumnya masih bisa dilanjutkan.

"Kasusnya akan kedaluwarsa pada 2016 mendatang. Makanya kasus ini harus segera diselesaikan," ujar Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com