"Saya lagi curiga. Saya suuzan (berpikiran negatif) saja kalau di Jakarta. Sekarang gini, kenapa KJP sampai Juni enggak beres? Kayaknya ada oknum mau gerakkin ibu-ibu, catat ya wartawan semua, pasti nanti mereka demo saya lagi tuh, ibu-ibu digerakkin demo ngotot KJP mau tarik kontan semua, saya enggak mau kasih," kata Basuki, seusai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bahari Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015).
Bahkan, lanjut Basuki, meskipun dana KJP selama tujuh bulan terlambat cair, tetap dana tersebut tidak dapat diuangkan.
Basuki mengaku tidak ingin lagi melihat banyak orangtua murid marah-marah datang ke Bank DKI dan meminta tarik tunai. Padahal, lanjut dia, dana KJP kerap disalahgunakan oleh orangtua untuk membeli hal yang tidak penting.
"Kalau ada kejadian seperti itu lagi, orangtua marah-marah tarik tunai, saya tarik KJP-nya," kata Ahok, sapaan Basuki.
Adapun penerima KJP tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Sebab, lanjut Basuki, banyak data penerima KJP yang ganda.
Selain itu, distribusi KJP juga tidak tepat sasaran. Tujuan manajemen non-tunai pada KJP ini agar ia mengetahui alur pembelanjaan dana KJP.
Meski penerima KJP tahun ini berkurang, alokasi dana KJP meningkat. Berdasarkan survei Bank Dunia, anggaran Rp 600.000 tiap bulannya tidak cukup memenuhi kebutuhan pendidikan siswa SMA.
Tahun ini, DKI mengalokasikan dana Rp 800.000 tiap bulannya bagi peserta didik.
"Jadi, dia seolah-olah punya bapak yang kaya, yaitu Pemda DKI. Jadi, kalau bapaknya enggak kaya dan omnya enggak kaya, ya Pemda DKI yang bantu," kata Basuki.
Adapun besaran dana KJP yang dicairkan mencapai Rp 2,4 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 3 triliun. Anggaran KJP 2015 mengalami pemotongan sebesar Rp 600 miliar setelah ditemukan banyaknya penerima ganda maupun penerima yang tidak sesuai peruntukan.
Jumlah pemohon KJP yang tercatat saat ini sebanyak 479.198 siswa, dengan rincian 133.486 siswa di Jakarta Timur, 104.062 siswa di Jakarta Barat, 96.290 di Jakarta Utara, 87.319 siswa di Jakarta Selatan, 54.314 siswa di Jakarta Pusat, dan 3.727 siswa di Kepulauan Seribu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.