Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curiga Ada Gerakan Para Ibu untuk Tarik Tunai KJP

Kompas.com - 21/05/2015, 14:08 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku curiga akan ada gerakan yang mengarahkan aksi unjuk rasa serta demo yang diikuti oleh para ibu untuk mengubah sistem Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sebab, kini dana yang terdapat di dalam KJP tidak bisa ditarik secara tunai lagi. 

"Saya lagi curiga. Saya suuzan (berpikiran negatif) saja kalau di Jakarta. Sekarang gini, kenapa KJP sampai Juni enggak beres? Kayaknya ada oknum mau gerakkin ibu-ibu, catat ya wartawan semua, pasti nanti mereka demo saya lagi tuh, ibu-ibu digerakkin demo ngotot KJP mau tarik kontan semua, saya enggak mau kasih," kata Basuki, seusai meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bahari Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015). 

Bahkan, lanjut Basuki, meskipun dana KJP selama tujuh bulan terlambat cair, tetap dana tersebut tidak dapat diuangkan.

Basuki mengaku tidak ingin lagi melihat banyak orangtua murid marah-marah datang ke Bank DKI dan meminta tarik tunai. Padahal, lanjut dia, dana KJP kerap disalahgunakan oleh orangtua untuk membeli hal yang tidak penting.

"Kalau ada kejadian seperti itu lagi, orangtua marah-marah tarik tunai, saya tarik KJP-nya," kata Ahok, sapaan Basuki.

Adapun penerima KJP tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Sebab, lanjut Basuki, banyak data penerima KJP yang ganda.

Selain itu, distribusi KJP juga tidak tepat sasaran. Tujuan manajemen non-tunai pada KJP ini agar ia mengetahui alur pembelanjaan dana KJP.

Meski penerima KJP tahun ini berkurang, alokasi dana KJP meningkat. Berdasarkan survei Bank Dunia, anggaran Rp 600.000 tiap bulannya tidak cukup memenuhi kebutuhan pendidikan siswa SMA.

Tahun ini, DKI mengalokasikan dana Rp 800.000 tiap bulannya bagi peserta didik.

"Jadi, dia seolah-olah punya bapak yang kaya, yaitu Pemda DKI. Jadi, kalau bapaknya enggak kaya dan omnya enggak kaya, ya Pemda DKI yang bantu," kata Basuki. 

Adapun besaran dana KJP yang dicairkan mencapai Rp 2,4 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 3 triliun. Anggaran KJP 2015 mengalami pemotongan sebesar Rp 600 miliar setelah ditemukan banyaknya penerima ganda maupun penerima yang tidak sesuai peruntukan.

Jumlah pemohon KJP yang tercatat saat ini sebanyak 479.198 siswa, dengan rincian 133.486 siswa di Jakarta Timur, 104.062 siswa di Jakarta Barat, 96.290 di Jakarta Utara, 87.319 siswa di Jakarta Selatan, 54.314 siswa di Jakarta Pusat, dan 3.727 siswa di Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com