Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Diserbu Peserta Mudik Gratis dengan Kereta Api

Kompas.com - 15/06/2015, 19:28 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan diserbu pendaftar mudik gratis Lebaran 2015 yang diangkut beserta sepeda motor dengan kereta api yang akan dimulai pada 13 Juli 2015.

Seorang ibu rumah tangga, Nur (27), yang ditemui saat mengantre di depan Gedung Cipta Kementerian Perhubungan, Senin (15/6/2015), mengatakan, ia mendatangi Kemenhub sejak pukul 06.15 WIB pagi tadi dengan suami dan anaknya.

Nur memilih program mudik gratis karena membantu menghemat pengeluaran menjelang Lebaran 2015. Ia hanya menyerahkan fotokopi KTP, SIM, STNK, dan KK.

"Tahun lalu, saya juga ikut program mudik gratis Kemenhub, tetapi dulu lebih enak masih bisa empat orang dan satu motor, sekarang hanya dua orang, masa anak saya ditinggal," katanya.

Untuk itu, Nur yang mudik tujuan ke Solo itu meminta toleransi agar anak di bawah usia lima tahun atau balita bisa diikutsertakan.

Nur dan keluarga memilih tanggal keberangkatan 14 Juli dan kepulangan 22 Juli 2015. Namun, ia memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu karena tidak bisa mendapatkan tanggal yang sama keberangkatan dengan suami.

Sementara itu, Siti Fakhiroh (71) mengaku baru pertama kalinya mengikuti program mudik gratis Kemenhub karena sebelumnya ia menggunakan sepeda motor bersama suami ke Tegal, Jawa Tengah.

"Kalau naik bus itu macet seharian, kalau naik kereta kan enak tidak macet, terutama kalau mau buang air kecil," kata warga Kramatjati, Jakarta Timur, itu.

Awalnya, Siti telah mengincar tiket kereta reguler PT Kereta Api Indonesia (KAI), tetapi sulit mendapatkannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengikuti program mudik gratis Kemenhub.

"Saya kalau enggak naik motor, juga naik dadakan, tetapi pernah enggak dapat bus dan menginap dua malam di Terminal Kampung Rambutan. Pernah suatu kali juga saya naik motor saya nyasar ke hutan. Akhirnya, tahun ini saya ikut mudik gratis saja," katanya.

Di sisi lain, Suparno (51) terlihat sibuk membereskan kertas-kertas fotokopi persyaratan mudik gratis. Dia datang bersama anaknya, Adi Satrio (17), yang terlihat kelelahan menunggu antrean sejak pagi.

Suparno mengeluhkan birokrasi yang tidak lebih baik dari program mudik gratis Lebaran 2014 saat ia dan istri juga mengikutinya.

"Saya 'dilempar' dari kantor KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), lalu katanya ke gudang di Kota untuk menaruh motor, enggak tahunya di sini," ucapnya.

Warga Tangerang itu mudik ke Lempuyangan, Yogyakarta, dan memilih hari keberangkatan 15 Juli dan kepulangan 23 Juli.

"Saya minta ini birokrasinya diperbaiki dan ini juga katanya enggak gratis 100 persen, dulu waktu saya naik kapal gratis 100 persen," katanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com