Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala UP ERP: Pak Ahok Maunya Cepat, tetapi Saya Tak Mau Asal-asalan

Kompas.com - 16/06/2015, 18:32 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem Electronic Road Pricing (ERP) belum juga diterapkan di Jakarta. Padahal dua mesin ERP sudah terpasang di Jalan Rasuna Said dan Jalan Sudirman sejak tahun lalu, juga sudah diuji coba.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun mendesak UP ERP Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk segera menjalankan sistem tersebut.

Namun, Kepala UP ERP Dishub DKI Leo Amstrong mengaku sulit untuk memenuhi permintaan Ahok, sapaan Basuki. [Baca: Kendala Terbesar Kenapa ERP Belum Bisa Diterapkan di Jakarta]

"Pak Ahok maunya cepat, tetapi saya tidak mau asal-asalan," kata Leo dalam Dialog Publik tentang Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Menurut dia, sistem ERP merupakan proyek utuh yang membutuhkan proses cukup panjang. Sistem tersebut juga melibatkan banyak pemegang kebijakan (stakeholder).

"Pak Ahok minta Juni sudah bisa lelang, tetapi nyatanya belum bisa. Kami masih menunggu disahkannya BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)," ujarnya.

Sebagai informasi, BLUD merupakan badan yang mengatur sebuah layanan yang bersifat kedaerahan.

Dengan adanya BLUD, uang yang diperoleh dari sebuah layanan tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan memperbaiki layanan.

Sehingga dalam sistem ERP, uang dari hasil pemotongan saldo tiap kendaraan melintas di daerah ERP akan dimanfaatkan pula untuk transportasi.

Tujuan ERP adalah untuk membatasi penggunaan transportasi pribadi, sehingga uang retribusinya juga seharusnya digunakan untuk memperbaiki transportasi umum.

Saat ini, kata Leo, BLUD belum bisa terbentuk. Sebab prosesnya masih terkendala di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah.

Namun, diharapkan prosesnya akan selesai secepatnya. Sehingga setelahnya UP ERP akan meneruskan prosesnya ke Biro Hukum untuk membentuk BLUD.

Proses itu kemungkinan memakan waktu dua hingga tiga minggu. Untuk menyelesaikan BLUD juga dibutuhkan Peraturan Gubernur (Pergub).

Karena itu, Leo berjanji untuk segera menyelesaikan urusan tersebut supaya sistem ERP memasuki waktu lelang untuk menentukan operator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com