Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Buat Laporan Polisi, Cuma untuk Ditumpuk di Atas Meja"

Kompas.com - 28/06/2015, 10:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengapa banyak masyarakat yang malas membuat laporan polisi? Beragam jawaban dilontarkan oleh masyarakat. Beberapa bahkan mengutarakan protesnya secara langsung ketika akun Facebook Divisi Humas Polri mem-post tulisan tentang pentingnya membuat laporan polisi.

Pemilik akun Facebook Fadli Doni Sib misalnya, yang menceritakan pengalaman adiknya yang menjadi korban penipuan dengan cara hipnotis. Ketika akan membuat laporan, adik Doni malah harus dilempar-lempar oleh polisi. Akhirnya karena tidak memiliki waktu yang banyak, laporan pun urung dibuat.

"Adik saya pernah dihipnotis kena transfer 6 jt. Lapor ke polsek suruh ke polres. Sampai polres suruh ke polda. Akhirnya dia memutuskan tidak jadi nelapor karena terlalu RIBET! Sementara ada kesibukan kuliah," tulis Doni, Minggu (28/6/2015).

Pemilik akun Fadli Abdillah bahkan mengatakan bahwa membuat laporan polisi adalah hal yang percuma. Sebab, laporan-laporan tersebut hanya ditumpuk begitu saja di atas meja, tanpa ada tindak lanjut.

"Bikin laporan cuma untuk ditumpuk di atas meja," tulis Fadli.

Netizen lain justru mengungkapkan pengalamannya dimintai sejumlah uang ketika membuat laporan polisi. Padahal, ketika itu dia sedang mengurus surat kehilangan motornya. Hal tersebut juga merupakan salah satu alasan masyarakat malas ke kantor polisi untuk membuat laporan. Apalagi mengenai kasus-kasus kehilangan.

Salah seorang netizen mengeluhkan lamanya proses pembuatan laporan polisi. Lamanya proses tersebut justru dinilai membuat tindak pidana yang seharusnya cepat terbongkar, menjadi lama.

"dulu saya lapor sama ngurus surat kehilangan motor ndan.. tapi yang terjadi pas buat b.a.p diminta 150.. pas di interview reserse dimintain 200.. ini yang namanya anti kkn ??" tulis pemilik akun Eza Rizqinianto SiBraveman.

"kehilangan pukul 10 malem... bikin laporan ampe jam 4 subuh... yaaaa udah kaburrrr jauh donk maliang nyaa gkgkgkgkkg" tulis Nofri Ade Pratama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com