Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komplotan Penipu Berkedok Pengobatan Alternatif Kembali Beraksi

Kompas.com - 29/06/2015, 10:58 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komplotan penipuan berkedok pengobatan alternatif kembali beraksi. Komplotan beranggotakan AL, AH, AC, AW dan AGT terakhir kali menipu korbannya hingga Rp 2 miliar lebih pada April 2015 lalu.

"Mereka ini melakukan penipuan terhadap korban. Korban di-brainwashed seolah-olah punya penyakit dalam dirinya dan harus diobati," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Herryawan, Jakarta, Minggu (28/6/2015).

Yang terakhir mereka beraksi di daerah Pasar Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara pada April 2015 lalu. Penipuan mereka terbongkar setelah korban melapo ke polisi.

Menurut Herry, aksi mereka tergolong rapi. Awalnya korban yang sedang berjalan didekati oleh salah seorang pelaku yang berpura-pura menanyakan alamat pengobatan alternatif.

Tak berselang lama, pelaku lainnya mendekati mereka yang tengah berbincang. Pelaku kedua ini juga berpura-pura menanyakan pengobatan alternatif. Setelah ketiganya, korban dan dua pelaku berkumpul, pelaku ketiga melintas dan berpura-pura kenal dengan salah satu pelaku.

Pelaku ketiga ini mengajak dua pelaku naik ke mobil untuk diantar ke pengobatan alternatif. Secara tak sadar, korban yang tengah berbincang juga turut serta ikut ke dalam mobil pelaku. Di dalam mobil terjadi perbincangan antara pelaku. Perbincangan tersebut mengenai kehebatan tabib yang digadang-gadang dengan nama 'kungkung'.

 "Kemudian sopirnya ini membawa mobil berputar-putar sekeliling TKP. Lalu seorang pelaku yang katanya tahu tempat 'kungkung' itu pura-pura turun di depan gang sempit, seolah-olah menemui 'kungkung'," kata Kanit II Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Teuku Arsya Khadafi.

Tak berselang lama, pelaku kembali masuk mobil. Di sini lah aksi hipnotis mulai terjadi. Pelaku yang keluar tadi beralasan sang tabib tak ada di tempat dan bisa mengobati dari jarak jauh. Namun, salah satu syaratnya yakni harta benda harus dikumpulkan. Karena jika tidak dikumpulkan akan terjadi petak pada korban.

 "Kamu kumpulkan semua harta benda yang kamu miliki, termasuk tabungan di bank, ATM segala macam," ungkap Arsya.

Tanpa menyadari yang dilakukan, korban langsung mengumpulkan semua harta bendanya mulai dari perhiasan dan uang tunai dengan total Rp 2 Miliar. Barang-barang tersebut dimasukan ke dalam kantong kresek.

Selanjutnya korban disuruh menghadap ke kaca sambil berdoa. Saat itulah kresek yang berisi uang tunai dan perhiasan tersebut diganti dengan kresek lain yang berisi garam, air mineral dan mi instan.

Korban yang tidak menyadari kreseknya diganti pun disuruh turun dari mobil dan berjalan 100 meter tanpa melihat ke belakang. Ia juga baru boleh membuka tas itu setelah tiga hari.

Salah satu pelaku ditangkap setelah ketahuan membelanjakan perhiasan menggunakan kartu debit.

Waspada

Arsya menduga kasus ini sudah cukup lama dan berulang. Untuk itu masyarakat agar berhati-hati dan melapor ke call center 08138012870 jika terjadi penipuan serupa. "Modus ini sudah sering terjadi dan kami duga sudah banyak korbannya," tutupnya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengimbau masyarakat untuk waspada dengan modus seperti ini.

"Apalagi mendekati Lebaran, biasanya modus kejahatan hipnotis ini kecenderungannya meningkat. Kami imbau kepada masyarakat untuk mewaspadai modus kejahatan seperti ini," kata Krishna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Gibran Sumbang Sapi 1 Ton untuk Pertama Kalinya ke Masjid Istiqlal

Megapolitan
Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Anies Sekeluarga Jalan Kaki ke Masjid Babul Khoirot untuk Shalat Idul Adha

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 17 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Megapolitan
Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Rumah 2 Lantai di Bogor Terbakar, Kerugian Ditaksir Capai Rp 15 Juta

Megapolitan
Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Soal Kans Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, Sandiaga: Enggak Ada Ajakan

Megapolitan
Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Rumah Kosong 2 Lantai di Bogor Terbakar, Penyebab Belum Diketahui

Megapolitan
Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com