Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utilitas Jalan Masih Semrawut

Kompas.com - 10/07/2015, 16:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pelebaran Jalan Raya Kalimalang di Jakarta Timur semestinya menjadi momentum pembenahan utilitas secara terpadu. Namun, sebagian utilitas itu justru menambah kesemrawutan karena belum dipindah. Sebagian tiang listrik dan telepon masih berdiri di tengah jalan.

Hingga Kamis (9/7), sejak Jalan Raya Kalimalang dilebarkan dua bulan terakhir, sebagian tiang kabel utilitas di tengah jalan sudah mulai dipindahkan ke tepi jalan. Namun, pemindahan tiang-tiang kabel utilitas yang tidak serentak itu menyebabkan penyempitan di beberapa ruas Jalan Raya Kalimalang.

Tiang di tengah jalan dan tak tertutup beton itu sangat membahayakan pada malam hari karena jalan minim penerangan. Demikian pula tanah merah hasil galian dibiarkan berserakan.

Rambu yang menunjukkan bahwa ada pembelokan jalan karena ada proyek pelebaran juga tidak terlihat pada malam hari. "Bisa berpotensi kecelakaan," ujar Doni (26), warga Jatiasih, Kota Bekasi, yang biasa melintasi jalan ini dengan sepeda motor.

Pamong, salah seorang pekerja pemindahan tiang di Jalan Raya Kalimalang, mengatakan, saat ini dirinya dan beberapa pekerja lain sedang memindahkan tiang kabel internet milik PT Fiber Multi Media Indonesia. Setidaknya 15 tiang milik PT Fiber Multi Media Indonesia sudah dipindah ke tepi jalan dari sekitar 20 lebih tiang yang melintang di jalan.

Pamong menjelaskan, tak semua tiang yang berdiri di Jalan Raya Kalimalang itu tiang kabel listrik dan telepon. Terdapat juga sejumlah tiang kabel internet dari berbagai perusahaan di sepanjang jalan tersebut.

Di sepanjang ruas Jalan Raya Kalimalang yang dilebarkan dari persimpangan Pasar Sumber Artha Kota Bekasi sampai Pondok Bambu, Jakarta Timur, sepanjang sekitar 6 kilometer jalan itu berpotensi macet dan menyebabkan kecelakaan. Penerangan minim dan jalan pun menyempit.

Menurut Deputi Manajer Komunikasi PLN Distribusi Jaya dan Tangerang Mambang Hertadi, tiang-tiang listrik di sepanjang Jalan Raya Kalimalang ditargetkan selesai dipindahkan ke tepi jalan pada H-7 Lebaran atau pada 10 Juli.

Pemindahan tiang-tiang listrik itu sudah dilaksanakan sejak akhir Juni lalu. "Pemindahan utilitas ditanggung pelaksana proyek pembangunan," katanya.

Sebelumnya, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku pelaksana proyek pelebaran Jalan Raya Kalimalang menargetkan memindahkan semua tiang listrik dan telekomunikasi milik PLN dan PT Telkom di sepanjang Jalan Raya Kalimalang dari persimpangan Pondok Kelapa hingga perbatasan dengan Kota Bekasi 7 hari jelang Lebaran.

Direktur Operasional PT KKDM Purma Yose Rizal mengatakan, proyek pelebaran Jalan Raya Kalimalang ini tetap akan berlanjut pada saat arus mudik. Pemindahan utilitas juga tetap dilanjutkan bertahap hingga seluruh proyek pelebaran dari persimpangan Pasar Sumber Artha sampai ke Pangkalan Jati Jatiwaringin rampung.

Pengelolaan

Kekacauan pengelolaan utilitas di Jakarta selama ini dinilai karena tersebarnya tanggung jawab dan kewenangan di banyak instansi. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi berpendapat, selain tersebarnya kewenangan, utilitas pun tumpang tindih. Tidak ada perencanaan dan desain pengembangan kawasan.

"Jaringan di jalan, misalnya, selama ini ditangani Bina Marga. Sementara di sekitar saluran ditangani Tata Air. Data pun tak cukup baik sehingga tumpang tindih. Kasus jebolnya pipa air ketika pembangunan jalan layang Kampung Melayu-Casablanca itu karena tidak ada data atau peta jaringan," kata Sanusi.

DKI Jakarta sebenarnya memiliki Peraturan Daerah No 3 Tahun 1999 tentang Jaringan Utilitas. Namun, pelaksanaan di lapangan lemah, antara lain, karena tumpang tindih kewenangan. Saatnya Pemprov menyatukan seluruh kewenangan dan menyusun rencana pengembangan utilitas.

Menurut Sanusi, baru tahun ini Pemprov DKI menyatukan pengelolaan di bidang utilitas di bawah Dinas Bina Marga. Unit ini mendapatkan anggaran Rp 50 miliar untuk membangun jaringan. Namun, jumlah itu sangat minim dibandingkan kebutuhan.

Anggota Komisi D dari Fraksi Gerindra, Prabowo Soenirman, menambahkan, penggalian trotoar untuk menanam kabel, misalnya, tak segera ditangani sehingga menghambat lalu lintas. Demikian pula pelebaran jalan yang tak segera diikuti pemindahan tiang listrik, telepon, ataupun pipa air. (ILO/MDN/MKN)

------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Jumat, 10 Juli 2015, dengan judul "Utilitas Jalan Masih Semrawut".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com