"Kalau kelompok JI, agak sedikit jauh. Kalau kelompok JI dari dulu tidak menarget masyarakat umum. Targetnya dari dulu Barat," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (11/7/2015).
Kelompok JI, kata Tito, menggunakan bahan peledak dan rangkaian bom relatif canggih. Hal ini berbeda dengan bom rakitan yang meledak di Mal Alam Sutera.
"Sementara itu, yang ini relatif eksperimen. Masih coba-coba. Targetnya kan mal. Mal ini kan bukan target Barat," ujar Tito.
Oleh karena itu, Tito menduga kelompok pelaku pengeboman di Mal Alam Sutera merupakan kelompok non-JI, seperti pelaku kasus bom buku, penembakan polisi di Ciledug, dan bom di Masjid Polres Cirebon.
Pada kasus bom buku, lanjutnya, otak pelaku pengeboman, Pepi Fernando, diketahui pernah bergabung dengan jaringan Negara Islam Indonesia sewaktu kuliah, tahun 1998. Pepi aktif melalui kajian-kajian terkait dengan NII melalui buku-buku. Pepi kemudian memutuskan keluar dan membuat kelompok sendiri.
"Kami tahu ini kelompok lain, tentu kelompok lain itu yang kami (beri) atensi," kata Tito.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Badrodin Haiti memastikan bahwa ledakan yang terjadi di toilet pria Mal Alam Sutera, Tangerang, Kamis (9/7/2015), berasal dari bom rakitan. Namun, unsur bahan yang bisa menyebabkan ledakan berjumlah sedikit sehingga efek ledakan tidak terlalu besar dan merusak sekelilingnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.