Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Jonan: Butuh 3 Hari Normalkan Jadwal Penerbangan

Kompas.com - 17/07/2015, 11:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan dibutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk menormalkan kembali jadwal penerbangan ke sejumlah bandar udara yang ditutup karena terdampak abu vulkanik Gunung Raung dan Gunung Gamalama.

"Sekali terganggu seperti ini pasti dampaknya dua hingga tiga hari," kata Jonan saat menemui calon pemudik yang batal terbang ke Surabaya di Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/7/2015) malam.

Menurut Jonan, kepadatan penerbangan bisa menjadi malah masalah. "Pengaturan penerbangan diserahkan ke maskapai masing-masing, pasti mereka gunakan pesawat lebih besar supaya terangkut lebih banyak," ujar dia.

Menurut Jonan, ratusan penerbangan tertunda akibat penutupan sejumlah bandar udara yang terdampak sebaran abu vulkanik gunung berapi. "Untuk yang tertunda ke (Bandar Udara Internasional) Juanda minimal 100," katanya/

Menurut dia, bukan ketebalan abu vulkanik di bandara dan yang menutup landasan pacu yang menjadi masalah, tetapi ruang udara dipenuhi abu vulkanik yang membahayakan aktivitas penerbangan yang jadi masalah.

Landasan pacu di Bandar Udara Internasional Juanda saat ini, menurut dia, tidak terlalu tebal ditutupi abu vulkanik dari erupsi Gunung Raung di Bondowoso, Jawa Timur.

"Bandara bisa dibersihkan sebentar bisa langsung dapat beroperasi jika abu vulkanik tidak terlalu tebal. Kondisi Juanda biasa saja, hanya saja ruang udaranya yang dipenuhi abu vulkanik".

Saat ditanya kapan bandar udara yang ditutup sementara dapat kembali dibuka, ia menegaskan semua tergantung dengan arah angin yang membawa abu vulkani malam nanti. "Kalau (bandara) sampai ditutup jelas kondisinya bahaya".

Pada H-1 Idul Fitri 1436 Hijriyah sebanyak tujuh penerbangan dari maskapai Citilink di Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang menuju Bandar Internasional Juanda.

Dengan ada pembatalan tujuh penerbangan tersebut lebih dari 1.260 calon pemudik dengan tujuan Surabaya harus rela melakukan "refund" atau "reschedule tiket". Sebagian dari mereka lantas mudik dengan beralih menggunakan moda transportasi bus yang disediakan PT Angkasa Pura II.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com