Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Terpaksa Mudik Naik Bus..."

Kompas.com - 23/07/2015, 08:00 WIB

Ketidaknyamanan bus mungkin menjadi alasan turunnya minat penumpang bus. Tren penurunan penumpang terlihat empat tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, tahun 2012 masih ada 5,9 juta orang yang menggunakan angkutan umum darat untuk mudik, tetapi pada 2013 turun menjadi 5,5 juta penumpang.

Tahun 2014 jumlah penumpang menyusut lagi menjadi 5,2 juta orang dan pada tahun ini diprediksi lebih kecil lagi, yakni 4,9 juta penumpang.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan, penurunan minat pemudik angkutan bus dapat memicu kemacetan karena pemudik menggunakan kendaraan pribadi. Jika hal itu terjadi, risiko kecelakaan dapat bertambah karena jam terbang pengemudi kendaraan pribadi tidak sebanyak sopir bus.

Danang menuturkan, pemerintah semestinya secara ketat mengontrol tarif bus. Maksimal kenaikan tarif bus tidak lebih dari 50 persen. "Kalau penumpang merasa kenaikan terlalu tinggi, mereka akan semakin meninggalkan bus," ujarnya.

Ketua Organda Indonesia Adrianto Djokosoetono mengatakan belum menerima aduan tentang pelanggaran tarif bus ekonomi. Ia hanya berjanji akan mengevaluasi pelayanan bus setelah arus balik selesai. "Jika ada tarif yang melebihi kesepakatan, perusahaan bus akan kami tegur," ujarnya.

Adrianto mengakui bahwa pengelola bus harus berbenah, tetapi pemerintah juga harus mendukung angkutan umum. Dukungan itu antara lain meningkatkan prasarana, seperti terminal yang aman dan nyaman, bebas dari calo, dan fasilitas yang bagus.

Jalur yang rusak dan macet, ujarnya, seakan turut membuat biaya operasional membengkak hingga dua kali lipat karena waktu tempuh semakin lama. Faktor itu pula yang membuat tarif bus relatif mahal.

Semua pihak perlu duduk bersama untuk memperbaiki kualitas pelayanan transportasi umum darat. Jangan sampai bus hanya menjadi pilihan terakhir atau menggunakannya dengan penuh keterpaksaan. Jika tidak ada perbaikan, bus akan terus ditinggalkan penumpangnya. (B05/B12)

________________________
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juli 2015, di halaman 1 dengan judul ""Saya Terpaksa Mudik Naik Bus..."".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com