Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingatkan Lagi Soal Taman dan Trotoar

Kompas.com - 27/07/2015, 04:00 WIB

KOMPAS - Taman dan trotoar wajib ada di setiap kota. Keberadaan dua sarana tersebut bermakna jauh lebih besar daripada sekadar soal keindahan.

Namun, di Ibu Kota, sebagian taman belum terpelihara baik. Selain itu, masih banyak trotoar yang rusak dan diokupasi pihak-pihak yang tidak berhak sehingga menyulitkan para pejalan kaki. Padahal, trotoar merupakan salah satu prasarana penting untuk menunjang penggunaan transportasi publik.

Di Jakarta Pusat, salah satu taman yang kurang terawat adalah Taman Pramuka. Taman ini kerap terlihat kotor. Permainan anak yang disediakan di situ juga terkesan seadanya.

"Ada sarana permainan yang dipasang seadanya. Jadi, enggak bisa dipakai anak-anak yang mau main," kata Dewi, salah satu pengunjung taman ini, Sabtu (25/7).

Dia menyayangkan kondisi taman yang tidak terawat karena taman di pinggir Jalan Pramuka itu sebenarnya memiliki potensi besar sebagai arena bermain anak-anak.

Taman lain yang membutuhkan perawatan adalah Taman Cilacap, Menteng. Taman ini terlihat kering dan kurang terpelihara. Akses pejalan kaki juga perlu diperbaiki. Padahal, lokasi taman dekat dengan titik-titik strategis, seperti kantor Camat Menteng, markas Polsek Menteng, dan Stasiun Cikini.

Sementara itu, di Jakarta Selatan, sejumlah trotoar di Kelurahan Tebet dan Kelurahan Manggarai terlihat masih diokupasi banyak pedagang. Kondisi tersebut membuat pejalan kaki merasa tak nyaman melintas.

Di Jalan Tebet Utara Dalam, misalnya, pada Jumat (24/7) sore bermunculan para pedagang kaki lima (PKL) yang menguasai trotoar. Para PKL mulai berjualan di dekat kafe dan restoran di kawasan tersebut sekitar pukul 16.00. Mereka menjual aneka makanan dan barang kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian dan sepatu.

Ina (28), salah seorang pedagang pakaian, menyatakan, ia sudah dua bulan berjualan di atas trotoar. "Saya lihat banyak pedagang lain yang berjualan di sini. Saya ikut berjualan karena tempatnya ramai," katanya.

Kehadiran PKL itu membuat pejalan kaki terpaksa melintas di badan jalan yang padat dengan mobil dan sepeda motor. Apalagi, banyak mobil dan sepeda motor yang masuk-keluar kafe dan restoran sehingga membuat arus lalu lintas serba tidak teratur.

Lingga (27), pejalan kaki yang melintas sore itu, mengaku sudah tak nyaman dengan kawasan Tebet dan sekitarnya yang serba tidak teratur. "Saya suka waswas saat berjalan kaki, takut keserempet," ujar karyawan swasta itu.

Okupasi trotoar juga terjadi di Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan. Sejumlah pedagang sepeda dan onderdil di kawasan tersebut menggunakan sebagian trotoar untuk menggelar barang dagangan mereka. Aneka jenis sepeda dipajang di atas trotoar.

Target lebih baik

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menargetkan pada 15 Agustus nanti, sejumlah taman dan trotoar di DKI Jakarta lebih baik kondisinya. Dalam setiap kunjungan ke lima wilayah kota di DKI, Djarot selalu meminta aparat setempat untuk memperbaiki taman dan trotoar.

"Jangan sampai masih ada pot kosong di trotoar. Taman juga harus bagus kondisinya, jangan sampai ada taman yang tidak terurus," tandasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com