Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta Timur Mulai Rasakan Kekeringan

Kompas.com - 30/07/2015, 21:08 WIB
Oleh MADINA NUSRAT dan HARRY SUSILO

JAKARTA, KOMPAS — Dampak musim kemarau mulai dirasakan sebagian warga DKI Jakarta. Beberapa warga Jakarta Timur yang ditemui Kompas mulai mengeluhkan debit air tanah dari sumur mereka yang mulai mengecil.

Acing (55), warga Jalan Otista Raya, Jatinegara, mengaku, sudah sepekan debit air tanah di rumahnya mengecil. Saat ini dia sedang berusaha untuk memperdalam sumur air tanahnya supaya dapat menyedot air lebih banyak.

Suplai air dari PDAM, kata Acing, juga mulai berkurang. "Suplai air tanah dan PAM berkurang selama kemarau ini," katanya.

Bayu (43), warga Batu Ampar, Condet, Kecamatan Kramat Jati, juga mengaku, air tanah di rumahnya semakin kecil. Padahal, kedalaman pipa air di rumahnya sudah 16 meter, namun air yang dapat disedot tetap sedikit. "Makanya, saya mau memperdalam sumur pompa biar bisa menjangkau air lebih dalam," kata Bayu.

Bayu mengaku tak menggunakan air PAM karena rumahnya jauh dari jangkauan pipa air utama. Akibatnya, sudah sebulan ini Bayu harus menampung air di malam hari untuk memenuhi kebutuhan air keesokan paginya.

Keterangan berbeda disampaikan Kepala Suku Dinas Tata Air Jaktim, Yazied Bustomi. Dia mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari warga yang mengalami kekeringan air tanah di rumahnya. Meski demikian, Pemerintah Kota Jaktim telah menyiapkan program sumur resapan dan kini sedang diolah datanya di Kantor Lingkungan Hidup (KLH).

"Kami masih menunggu data sumur resapan dari KLH. Untuk selanjutnya, sumur resapan itu akan kami kelola," ujarnya.

 Menurut Yazied, sumur resapan merupakan salah satu cara menjaga suplai air tanah. Hanya memang dibutuhkan evaluasi lagi terkait jumlah sumur itu dengan kemampuan suplai airnya ke rumah tangga.

Sawah pun terdampak

Bukan hanya sumur resapan dari air PAM, pengairan untuk sawah pun mulai berkurang. Lebih dari 15 hektar sawah produktif yang masih ada di Jakarta Timur kini mengalami kekeringan. Areal sawah yang seluruhnya menggunakan air tadah hujan itu kini tak bisa ditanami padi lagi.

Kepala Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP), Jaktim, Bayu Sarihastuti, mengatakan, sawah yang mengalami kekeringan itu tersebar di Halim dan Cakung. Ada 11,5 ha sawah di Halim yang kekeringan, dan lebih dari 5 ha sawah kekeringan di Cakung.

Setiap ha sawah itu masih dapat memproduksi beras hingga 7 ton per ha untuk satu kali panen. Dalam setahun, areal sawah itu juga masih mampu panen sampai dua kali.

Hanya memang areal sawah itu kini terbatas dikerjakan oleh instansi pemerintah. Areal sawah di Cakung digarap oleh Sudin KPKP dan sawah di Halim digarap oleh TNI Angkatan Udara. "Untuk Halim, kami akan membantu pompa untuk menyedot air dari sungai terdekat, guna mengairi sawah," kata Bayu.

Areal sawah di Cakung juga akan diberikan bantuan pompa. Hanya sumber air disedot dari selokan rumah tangga. "Untuk Cakung, sawah di sana aslinya diairi oleh irigasi. Namun, karena permukiman semakin padat, sehingga sawah di sana diairi dari irigasi yang telah berubah fungsi jadi selokan," katanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com