Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pendapatan DKI pada Tahun Anggaran 2016 Ditentukan

Kompas.com - 01/09/2015, 19:01 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 sudah dirampungkan pada hari ini, Selasa (1/9/2015).

Dalam rapat itu ditentukan target pendapatan yang berasal dari 13 sumber pajak. Akhirnya disepakati bahwa target pendapatan DKI tahun 2016 adalah sekitar Rp 32 triliun.

"Untuk pendapatan kami tetapkan Rp 32,010 triliun," ujar pimpinan Badan Anggaran DKI, Mohamad Taufik, di Gedung DPRD DKI, Selasa (1/9/2015).

Taufik memastikan bahwa tarif 12 komponen pajak tidak akan naik, misalnya pajak hiburan, pajak hotel, pajak reklame, dan pajak kendaraan bermotor. Sementara itu, tarif pajak bumi bangunan disepakati untuk diturunkan.

Selain target pendapatan yang berasal dari pajak, sumber pendapatan DKI lainnya juga sudah ditetapkan. Pemasukan dari dana perimbangan ditentukan sebesar Rp 10 triliun. Sementara itu, pendapatan melalui retribusi ditentukan sebanyak Rp 800 miliar.

"Untuk retribusi, bila dalam pembahasan dengan SKPD terjadi perubahan maka bisa diturunkan," ujar Taufik.

Selain itu, pendapatan yang berasal dari dividen badan usaha milik daerah (BUMD) juga telah ditentukan. Untuk tahun 2016, besar dividen ditentukan sebesar Rp 790 miliar.

Dividen dari BUMD merupakan hasil yang didapat Pemprov DKI setelah memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada BUMD. "Ini juga dapat berubah setelah pembahasan dengan BUMD. Kemungkinan bisa naik ya," ujar Taufik.

Pendapatan lain pun juga sudah ditargetkan akan didapat Pemprov DKI dalam tahun anggaran 2016. Sebagai contoh, pendapatan dari pemerintah pusat untuk program-program tertentu seperti MRT.

Pendapatan dari sumbangan pemerintah daerah ini mencapai Rp 5 triliun. Ada pula sumber pendapatan yang berasal dari penjualan aset DKI.

Pemprov DKI ditargetkan mendapat Rp 5 triliun dalam penjualan aset tersebut. "Nanti tolong kami diberikan data ya mengenai aset mana saja yang akan dijual," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com