Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Ditegur DPRD, Harga GPS di Dinas Penataan Kota DKI Berubah

Kompas.com - 22/09/2015, 13:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Penataan Kota DKI Jakarta mengubah harga global positioning system (GPS) Geodetic yang akan mereka beli pada tahun depan. Bila semula alat yang akan mereka beli harganya mencapai Rp 284 juta per unit.

Maka, pada pengajuan yang baru, alat yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan penertiban bangunan ini harganya hanya sekitar Rp 198 juta.

Kepala Dinas Penataan Kota Iswan Achmadi menuturkan meski terdapat perbedaan harga, tidak ada perbedaan merek dari kedua alat tersebut. Sebab, keduanya alat tersebut sama-sama bermerek Trimble Geo 7 series. (Baca: Kepala Dinas Tata Kota DKI Sebut GPS Seharga Ratusan Juta Rupiah Itu Canggih)

Perbedaan hanya terletak pada spesifikasi. "Pada awalnya kita mau beli alat GPS untuk Geodetic yang harganya Rp 284 juta. Namun, ternyata ada harga GPS serupa yang sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan kita, harganya hanya Rp 198 juta," kata Iswan saat dihubungi, Selasa (22/9/2015).

Sebagai informasi, GPS Geodetic adalah alat yang dianggarkan dalam kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA-PPAS) 2016.

Beberapa waktu lalu, anggota Badan Anggaran DPRD DKI, Bestari Barus, mempertanyakan anggaran pembelian alat tersebut yang mencapai Rp 284 juta per unitnya.

Ia menilai harga tersebut terlalu mahal. "Ini GPS yang kayak gimana, Pak? Apakah berlapis emas dan bertatahkan berlian GPS ini?" ujar Bestari di Gedung DPRD DKI, Kamis (17/9/2015).

Terkait hal itu, Iswan menuturkan pada awalnya pihaknya memang menganggarkan pembelian alat dengan harga Rp 284 per unit. (Baca: Bestari: GPS 1 Unit Rp 284 Juta, Berlapis Emas dan Bertatahkan Berlian, Pak?)

Sebab, kata dia, saat pembahasan KUA-PPAS 2016, anggota Banggar DPRD meminta pihaknya untuk mempresentasikan alat GPS Geodetic yang telah di-input di e-planning.

"Jadi, pada saat meng-input anggaran alat GPS untuk Geodetic yang ada harganya sekitar Rp 284 juta. Tetapi nantinya GPS yang kita beli adalah yang seharga Rp198 juta, bukan Rp 284 juta," ujar Iswan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com