Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Diskotek dan Kenakalan Masa Muda Ketua DPRD DKI

Kompas.com - 07/10/2015, 08:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembatasan jam operasional diskotek sampai pukul 24.00 WIB pertama kali digulirkan oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi. Prasetio mengatakan, wacana pembatasan jam operasional bahkan penutupan diskotek, belum keputusan final.

Dua opsi itu merupakan sebagian cara untuk mengatur adanya diskotek di Jakarta. Pengaturan diskotek itulah yang merupakan tujuan awal Prasetio.

"Intinya itu kita pengin atur aja Bos, biar bagus dan terukur," ujar Prasetio di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (6/10/2015).

Prasetio menegaskan, dia tidak pernah ingin mematikan dunia usaha hiburan di Jakarta atau memutus pendapatan daerah dari sektor tersebut. Prasetio tegas, hanya ingin mengatur peredarannya.

Sebagai contoh, kata Prasetio, misalnya terdapat 200 diskotek yang mendapat izin dari Pemerintah Provinsi DKI. Prasetio tidak ingin jumlah tersebut bertambah dan membuat diskotek semakin menjamur.

"Misalnya 200, ya 200 aja jangan nambah. Kalau ada yang mau bikin lagi, tunggu sampai ada diskotek yang tutup dan lo bisa beli itu. Tapi kalau bikin baru, jangan," ujar Prasetio.

Dia juga ingin ada pendataan yang jelas soal diskotek ini. Seperti jumlahnya di tiap-tiap wilayah Jakarta. Sebab, tidak jarang, kata Prasetio, sebuah diskotek memiliki izin dengan menggunakan alamat di Jakarta Barat meski tempat usahanya ada di Jakarta Timur. Biasanya hal itu terjadi jika lokasi diskotek tidak sesuai dengan AMDAL.

Kenapa Prasetio ingin mengatur?

Prasetio mengaku wacana pembatasan jam operasional diskotek ini mengundang banyak orang untuk berkomentar. Dia sendiri memiliki alasan khusus kenapa serius ingin membatasi diskotek.

Ketika Prasetio muda, dia pernah terjerumus narkoba. Sebagai pengusaha tempat hiburan, dia juga memahami betul seperti apa peredaran narkoba di dalam diskotek. Dia bahkan bisa memetakan wilayah mana yang memiliki tempat hiburan tertib dan yang mana yang tidak.

"Gue kan mantan korban juga bos. Istilahnya gue pernah bandel. Tapi Tuhan kasih gue kesempatan, gue bisa lepas dan malah jadi ketua DPRD sekarang. Sekarang kalau gue tahu ada yang kaya gitu-gitu, apa gue harus diem? Enggak bisa bos," ujar dia.

Prasetio menambahkan, situasi di diskotek sudah berbeda dengan zamannya dulu. Peredaran narkoba dilakukan secara terang-terangan di dalam diskotek.

Sebagai pemilik tempat hiburan, Prasetio mengaku punya banyak informan untuk mengetahui hal itu. Kini, kata Prasetio, tanpa diketahui dia juga melakukan investigasi terhadap diskotek di Jakarta.

"Hasil sementara banyak sekali pelanggaran," ujar dia.

Sehingga, dia serius untuk membatasi diskotek ini. Sejumlah usulan dia ajukan seperti pembatasan jam operasional dan membatasi jumlah diskotek agar bisa dimasukan dalam raperda tentang kepariwisataan yang sedang dibahas. Akan tetapi, semua itu tetap harus diputuskan bersama-sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com