Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan di Waduk Pluit, BajaiApp Konvoi dari Waduk Pluit ke Monas

Kompas.com - 07/10/2015, 10:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI dan Organda DKI resmi meluncurkan angkutan transportasi bajaj berbasis online yakni BajaiApp di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (7/10/2015). Peresmian tersebut ditandai pelepasan terhadap ratusan BajaiApp yang melakukan konvoi yang akan finish di Monas.

Kepala Dinas Perhuhungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, peresmian BajaiApp ini bagian dari pemenuhan kebutuhan transportasi berbasis online bagi masyarakat.

"Namanya kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, masyarakat menginginkan layanan yang cepat dan mudah, lalu masuklah ke dalam angkutan lingkungan (angling) bajaj. Jadi ini semua kami lakukan untuk merespon semua keinginan masyarakat," kata Andri Yansyah, kepada wartawan, disetelah melepas konvoi BajaiApp di Waduk Pluit, Penjarigan, Jakarta Utara, Rabu (7/10/2015).

Andri Yansyah melanjutkan, bajaj berbasis online ini bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya bagi sisi keamanan penumpang bajaj online tersebut.

"Layanan aplikasi ini untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen. Jadi mereka tahu mesannya sama siapa, namanya, oranganya tahu, jadi kalau seumpama terjadi apa-apa bisa gampang dilacak," ujar Andri Yansyah.

Ia mengklaim, bajaj berbasis online ini dapat meningkatkan pemasukan pula bagi pengemudinya. Sebab, dengan sistem online akan lebih mudah menemukan pemesan.

"Ini sebagai bentuk untuk meningkatkan pendapatan dari masing-masing pengemudi dan pemilik bajaj itu sendiri," ujarnya.

Pimpinan Organda Daerah Ibu Kota DKI Safruhan Sinungan mengatakan, kemunculan bajaj berbasis aplikasi tak bisa dipungkiri terkait dengan kemajuan teknologi.

"Target kami adalah meningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian kalau masyarakat naik angkutan, aplikasi ini itu jelas data drivernya," ujarnya.

Menurut dia, bajaj konvensional dapat bergabung dalam BajaiApp ini. Saat ini sudah ada empat koperasi bajaj yang bergabung, dan diperkirakan akan terus bertambah. Namun, Dishubtrans tidak memaksa para pengguna bajaj konvensional bergabung.

"Kami tidak memaksa, hanya saja mereka perlu update informasi yang berkembang. Jadi biarkan saja, nanti lama-lama mereka akan ikut sendiri, kan mereka akan membandingkan, oh ya, dengan gua ikut di sini pendapatan segini, kalau gua eggak ikut pendapatan gua segini. Biar nanti hukum pasar yang akan menentukan," ujar Andri Yansyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com