Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Teknologi Jadi Penyebab Maraknya Kekerasan Seks terhadap Anak

Kompas.com - 07/10/2015, 13:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise mengatakan penyebab maraknya kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak adalah perkembangan teknologi. Internet disebut mampu menyajikan segala informasi termasuk hal-hal negatif.

"Sekarang kekerasan seksual ini semakin meningkat. Asumsi saya ini mungkin karena teknologi-teknologi sekarang, internet, sekarang anak-anak SD saja dan orangtua membuka situs-situs tidak terpuji dan mereka mungkin pengin mempraktikkan itu," ujar Yohanna.

Hal itu diungkapkan Yohanna seusai berkunjung ke rumah duka dan makam PNF (9), korban bocah pembunuhan yang meninggal dalam kardus, Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (7/10/2015).

Menurut Yohanna, kekerasan seksual yang kerap terjadi itu kebanyakan dilakukan laki-laki terhadap anak-anak.

Oleh karenanya, Kemen PPPA berencana akan bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk melakukan kajian terhadap laki-laki.

"Kita harus mengkaji di benak laki-laki itu sehingga mereka mau mencabuli anak-anak. Ini suatu proyek besar dengan KPAI. Kita harus banyak mengintrogasi ke laki-laki kenapa ke anak kecil, mungkin karena orangtua bisa mengelak, kalau anak kecil kan diiming-imingi dia tidak bisa mengelak," tutur Yohanna.

Yohanna menyebutkan bahwa kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak merupakan isu internasional. Bahkan, di negara-negara maju pun kekerasan tersebut masih sering terjadi.

"Kasus-kasus begini bisa terjadi di mana saja. Kemarin saya ke Norwegia yang merupakan negara happiest, tetapi tetap saja terjadi kekerasan itu. Walaupun negara itu sudah maju, tapi ini tetap isu internasional," kata Yohanna.

Oleh sebab itu, menurut Yohanna, isu kekerasan seksual terhadap anak ini merupakan tanggung jawab yang berat bagi semua pihak.

"Kita harus bekerja sama dengan KPAI, Komnas Anak, dan lembaga pemerhati perempuan dan anak untuk turun langsung ke lapangan melihat masyarakat," ujar Yohanna. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com