Kalau soal narkoba, lanjut Thamrin, warga cenderung mencari selamat dengan bersikap tidak peduli.
"Aneh memang. Kalau kasusnya pencurian atau perampokan, warga bisa sangat kejam. Tapi, kalau kasusnya narkoba, warga bersikap, 'urusan masing-masing sajalah,'" kata Thamrin.
Solusi
Untuk mengakhiri ketidakpedulian warga, Mustofa mengusulkan agar lingkungan keluarga, permukiman, dan sekolah meningkatkan kompetensi terhadap perlindungan anak.
"Mulai dari keluarga lewat proses pendampingan instansi pemerintah pusat dan daerah terkait," ucap Mustofa.
Sementara itu, proses pendampingan di sekolah dilakukan untuk mengimplementasikan semua produk perundangan terkait usaha perlindungan anak.
"Di situ dipaparkan bagaimana rincian dan proses pelaksanaannya. Bagaimana desain besarnya," ujar Mustofa.
Thamrin menambahkan, untuk mengurangi sikap mencari selamat, pemerintah pusat dan daerah harus meningkatkan pelayanan publik terkait usaha perlindungan anak.
"Pangkas prosedur birokrasi yang bertele-tele. Utamakan pelayanan dulu. Buat warga merasa nyaman dengan pelayanan tersebut dan ada jaminan, setiap laporan krusial ditindaklanjuti," ujar Thamrin.
Ia berharap, ada kerja sama dan sinergi antara lembaga kepolisian, lembaga-lembaga perlindungan anak, para pemerhati anak, tokoh lingkungan, serta instansi pemerintah terkait.
"Jangan sampai hubungan di antara lembaga ini justru menyebabkan prosedur administratif yang makin panjang sehingga justru menghambat proses penyelesaian kasus," ucap Thamrin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.