Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Antara Ahok dan Bekasi" di Aiman Kompas TV Malam Ini

Kompas.com - 09/11/2015, 20:00 WIB

Kusut soal sampah. Wakil rakyat Bekasi marah. Gubernur Ahok pun tak mau kalah. Alhasil, kini, tuding-menuding semakin dalam meskipun di satu sisi membuat masalah semakin gamblang.

Aiman Witjaksono, jurnalis Kompas TV menemui Ketua Komisi A DPRD Bekasi, Ariyanto Hendrata di TPST Bantar Gebang.

Di antara tumpukan sampah orang Jakarta, Ariyanto menjelaskan bahwa gaduh soal Bantar Gebang berawal dari niat DPRD Bekasi memanggil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menyelesaikan keluhan warga terkait Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Pemanggilan ini sebagai bentuk evaluasi kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Kota Bekasi, dan Pengelola TPST Bantar Gebang.

Gerah dengan pemanggilan ini, Gubernur Ahok menganggap PT. Godang Tua Jaya sebagai pengelola TPST Bantar Gebang melakukan wanprestasi.

Menurut Ahok, pemanggilan ini merupakan kongkalikong antara anggota parlemen Bekasi dengan PT GTJ.

Ada uang ratusan juta rupiah yang digelontorkan setiap hari oleh DKI Jakarta sebagai tipping fee.

Masyarakat di 3 kelurahan di Bantar Gebang yang menerima uang kompensasi ini biasa menyebutnya sebagai uang bau. Jumlahnya Rp 300 ribu/3 bulan. Tapi kenyataannya, warga hanya menerima Rp 200 ribu/3 bulan. Tidak hanya bau, warga juga bergelut dengan persoalan kesehatan dan air bersih.

Ahok mengancam akan memutus kontrak dengan PT GTJ. Warga juga sempat menghadang truk sampah Jakarta yang akan masuk Bantar Gebang.

Truk-truk sampah yang menjadi sumber permasalah warga di sekitar Bantar Gebang. Warga mengeluhkan air lindi atau air limbah dari truk pengangkut sampah Jakarta yang berceceran dan meninggalkan bau yang sukup mengganggu.

Isnawa Adji, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengaku bahwa benar truk-truk sampah Jakarta memang belum sesuai standar.

Jakarta sejatinya bisa mulai mengurangi ketergantungan membuang sampah ke TPST Bantar Gebang, jika saja 4 Intermediate Treatment Facilities (ITF) segera beroperasi.

Lalu, apa yang menghambat sehingga teknologi pengelolaan sampah modern ini tak juga beroperasi? Apa yang terjadi di balik kusut sampah Ibu Kota?

Simak selengkapnya di program AIMAN, malam ini, Senin (9/11/2015), pukul 22.00 WIB di KompasTV. (Nima Sirait/.KompasTV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com