Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Tanjung Priok, Mulai dari Ruang Dansa, Bar, hingga Peron yang Tua

Kompas.com - 24/11/2015, 20:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Jika berada di atap stasiun, Anda juga bisa melihat bangunan stasiun yang sebenarnya tidak menyatu.

Bangunan pertama melingkupi peron dengan konstruksi besi atap seng. Bangunan kedua melingkupi fasilitas stasiun seperti ruang dansa, hotel, bar, dapur dan kantor.

Punya tempat menginap

Kembali ke lantai dasar, tepatnya di sisi kanan peron, terdapat kantor stasiun. Mulai dari kepala stasiun hingga staf lainnya berkantor di lantai dasar tersebut.

Tepat di bagian atas kantor, terdapat sejumlah ruangan yang dulunya berfungsi sebagai penginapan. Ada sembilan kamar dengan luas 5x6 meter di bagian atas kantor.

"Itu semacam penginapan ada sembilan kamar. Jadi tamu-tamu hotel kolonial Belanda menunggu kapal untuk kembali ke negara mereka, mereka menunggu dan beristirahat di sini. Setelah kapal datang mereka pergi," kata Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Armidi.


Peron yang tak kalah tua

Kepala Stasiun Tanjung Priok Sahlan menyampaikan, renovasi yang dilakukan di stasiun itu tidak banyak mengubah konstruksi bangunan.

Salah satunya, atap melengkung setengah lingkaran yang masih dipertahankan. "Sengnya sudah lama dan bersejarah, jadi enggak diubah," kata Sahlan.

Namun, seng tersebut sudah banyak yang hilang. Menurut dia, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan harus mencari seng yang sama hingga ke China.

Besi-besi penopang atap pun tidak diganti. Hanya saja, besi-besi tua itu dipercantik dengan dicat abu-abu. 

Jika memandang ke ujung peron, tampak menara pengontrol tingkat dua yang sudah tidak berfungsi.

"Sekarang sudah tak berfungsi karena mesinnya hilang. Sekarang menara pengontrolnya di pindah ke bangunan baru, beberapa ratus meter dari peron stasiun," tutur Sahlan.

Stasiun Tanjung Priok juga memiliki delapan rel yang nampak tua. Delapan rel itu dibagi dalam dua jalur, yakni rel 1 hingga 4 yang menuju ke Jakarta Kota, dan rel 5 sampai 8 menuju Kemayoran.

KAHFI DIRGA CAHYA/KOMPAS.COM Stasiun Tanjung Priok

Ditargetkan beroperasi Desember 2015

Kini, Stasiun Tanjung Priok ditargetkan siap beroperasi pada awal Desember 2015. Perbaikan di beberapa sisi stasiun pun dikebut.

"Kita berharap dengan kembali aktifnya stasiun untuk masyarakat umum bisa dipakai dengan baik dan bisa rekreasi," kata Sahlan. (Baca: Uji Coba KRL Kota-Tanjung Priok, Kereta Senggol Rumah Liar dan Pohon)

Aang Dohri (57), warga Kampung Bahari Jakarta Utara, antusias menyambut aktifnya stasiun. Ia berharap tak lagi terjebak macet jika hendak bepergian ke Jakarta Kota.

"Biasanya saya naik angkot M 15, kalau ada ini, jadi lebih cepat dan enggak macet," ucap Aang.

Ke depannya, Aang juga berharap pengoperasian kereta rel listrik (KRL) Jakarta Kota - Tanjung Priok tak berhenti.

Sebab, warga Jakarta Utara, khususnya pekerja dan warga di sekitar sangat membutuhkan stasiun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com