Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2015, 15:02 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama oleh tim Badan Pemeriksa Keuangan, Senin (23/11), menyajikan "drama".

Ada ketegangan, senyum, tawa, juga kemarahan. Suasana berganti-ganti, penuh misteri. Ada apa sebenarnya?

Senin menjelang pukul 18.00, setelah sembilan jam menghadapi cecaran pertanyaan pemeriksa, Basuki turun menyapa wartawan yang menunggu di lantai dasar gedung BPK di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Ia memberikan keterangan sembari tersenyum.

Basuki didampingi Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi Ramdan Budiman. Wajah Basuki tenang. Pernyataannya meluncur pelan dan datar.

Suasananya berkebalikan dengan sembilan jam sebelumnya. Saat tiba di gedung itu, Basuki sempat "memberontak" ketika juru kamera dari bagian dokumentasi Dinas Komunikasi Informasi DKI Jakarta diminta pergi.

Petugas keamanan dalam BPK meminta tak ada rekaman. Namun, Basuki bersikukuh mendokumentasikan pemeriksaan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada perangkat birokrasi dan publik Jakarta.

Dari rekaman Berita Jakarta, situs berita milik Pemprov DKI Jakarta, juru kamera sempat berusaha masuk ke lift mengikuti Basuki ke tempat pemeriksaan.

Petugas melarangnya. Namun, beberapa orang di rombongan Basuki memintanya masuk. Akhirnya, juru kamera itu masuk lift, lalu ke ruang penerimaan.

Di lantai atas, petugas kembali menghadang. Namun, Basuki ngeyel dengan berargumen bahwa dokumentasi itu bentuk pertanggungjawabannya kepada publik, seperti halnya rekaman rapat yang dia unggah ke Youtube.

Seorang pegawai BPK lalu menemui rombongan Basuki, memberikan alasan larangan merekam, dan meminta juru kamera meninggalkan ruangan.

Video itu dicabut dari situs Berita Jakarta, Selasa (24/11) pagi. Menurut Basuki, BPK minta agar rekaman itu tak diunggah dan segera dicabut dari situs.

"Padahal, video itu tak merekam pemeriksaan. Logikanya, seperti hasil rekam pasien oleh dokter, boleh tidak disebar ke umum? Tak boleh. Tapi, bagaimana jika si pasien yang mau (buka), tentu boleh dibuka," kata Basuki.

Kini, wajah Basuki berubah lagi. Jika Senin petang dia memuji tim BPK yang memberi inspirasi soal pengelolaan keuangan daerah, kemarin ia mengungkap kecurigaannya soal tendensi pemeriksaan itu. Nadanya meninggi saat memberi keterangan di Balai Kota, Selasa pagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com