Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak yang Tewas Tersetrum di STC Sempat Dikira Kesurupan

Kompas.com - 08/12/2015, 13:30 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persidangan kasus anak yang tewas tersetrum di Senayan Trade Center (STC), Amanda Dwi Nugroho, ternyata sudah bergulir.

Hari ini, sidang berlanjut dengan mendengar keterangan saksi dari keluarga Amanda yaitu Siswono Nugroho (ayah Amanda), Evelin Sandra Dewi (ibu Amanda), dan Selviani (adik Amanda).

Siswono menjadi saksi pertama yang memberi kesaksian dalam persidangan itu.

Kepada hakim, Siswono bercerita bahwa pada saat kejadian, dia dan keluarganya berada di STC untuk menunggunya sedang bekerja.

"Saya kebetulan sedang ada pekerjaan di STC. Rencananya, istri dan anak-anak saya menunggu di sana supaya setelah selesai, kami pergi makan bersama lalu pulang," ujar Siswono kepada hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Selasa (8/12/2015).

Siswono mengatakan, dia sedang bekerja memasang instalasi listrik di salah satu toko di mal tersebut. Tokonya berada satu lantai dengan lokasi tewasnya Amanda.

Siswono bercerita, tiba-tiba dia mendengar suara tangisan anaknya, Selviany.

"Saya dengar anak saya nangis, nangisnya beda bukan nangis minta sesuatu tapi nangis shock," ujar Siswono.

Siswono langsung menghampiri tempat istri dan anaknya duduk. Dia melihat Amanda sudah tergeletak tak sadarkan diri.

Siswono mengatakan beberapa orang sempat menyarankan dia untuk membacakan ayat-ayat Alquran.

"Karena awalnya sempat dikira kesurupan," ujar dia.

Namun, Amanda tidak kunjung sadar. Akhirnya Siswono langsung menggendong Amanda untuk dibawa ke rumah sakit.

Dalam kasus ini, Polisi telah menentukan tersangka. Diketahui, tersangka dari kasus itu yaitu D, kepala teknisi kelistrikan dari pusat belanja tersebut.

Menurut penyidik, D terbukti lalai karena membiarkan aliran listrik berada di tempat yang tidak seharusnya.

Kini status D sudah menjadi terdakwa karena minggu lalu, sidang dakwaan sudah digelar.

Amanda tewas tersengat listrik di pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat pada 10 November 2014 lalu. Saat tersengat listrik, gadis cilik itu tidak mengenakan alas kaki.

Setelah ia tersungkur, orangtuanya baru menyadarinya dan membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa Amanda tak tertolong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com