JAKARTA, KOMPAS.com — Siswono Nugroho, ayah Amanda Dwi Nugroho, mengatakan, sebenarnya dia merasa kasihan terhadap Dani, kepala teknisi yang menjadi terdakwa kasus tewasnya anaknya karena tersetrum di Senayan Trade Center (STC).
Sebab, dia tidak pernah menargetkan Dani menjadi terdakwa dalam kasus ini.
"Kalau lihat orangnya kasihan sebenarnya. Dia itu sudah kena struk ringan. Matanya itu sering kedutan," ujar Siswono di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Selasa (8/12/2015).
Siswono merasa Dani bukan orang yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini. Hal ini karena neon box yang mengaliri listrik ke pagar sudah terpasang sejak 2002.
Sementara Dani baru bekerja di STC sekitar 3 tahun. Siswono merasa pihak yang seharusnya bertanggung jawab adalah petinggi-petinggi STC, bukan Dani yang hanya anak buah.
Namun, dia tidak mengerti alasan polisi malah menetapkan Dani sebagai tersangka dan kini sebagai terdakwa. Dia merasa kasihan terhadap Dani. Meskipun demikian, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa terhadap keputusan itu.
"Kami enggak pernah menargetkan dia jadi terdakwa," ujar Siswono. (Baca: STC Akui Ada Aliran Listrik di Bingkai "Neon Box")
Siswono malah balik menuding polisi telah bersikap tidak adil dalam kasus ini. Hal itu ditunjukkan ketika Siswono diperiksa untuk pembuatan BAP.
Dia dimintai keterangan di ruangan yang sama dengan polisi yang membuat BAP pencopet. Padahal, dia merupakan pelapor kasus tersebut.
"Sedangkan pihak STC BAP di mana? Di ruangan khusus," ujar dia. (Baca: Alasan STC Tak Mau Minta Maaf pada Orangtua Anak Tewas Tersetrum)
Dalam kasus ini, polisi telah menentukan tersangka. Diketahui, tersangka dari kasus itu yaitu D, kepala teknisi kelistrikan dari pusat belanja tersebut.
Menurut penyidik, D terbukti lalai karena membiarkan aliran listrik berada di tempat yang tidak seharusnya. Kini status D sudah menjadi terdakwa karena minggu lalu, sidang dakwaan sudah digelar.
Amanda tewas tersengat listrik di pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat pada 10 November 2014. Saat tersengat listrik, gadis cilik itu tidak mengenakan alas kaki. Setelah ia tersungkur, orangtuanya baru menyadari hal itu dan membawanya ke rumah sakit. Namun, nyawa Amanda tak tertolong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.